Mudik Hampir Tiba
Insya Allah, lima hari lagi mau mudik ke Payakumbuh. Ini udah kayak hal yang rutin sebenarnya. Bepergian jarak jauh bukanlah hal baru untuk anak-anak. Atya sudah travelling dengan pesawat di umur sebulan. Waktu itu kami balik Jakarta setelah sebulan menetap di kampung asca lahiran. Ifa bepergian jauh pertama kali di usia 5 bulan. Saat mengunjungi keluarga di Semarang yang kemudian malah lanjut jalan ke Jogja. Termasuk juga bawa nenek ke Borobudur. Lalu baby Ara, di usia sebulan sudah nyampe di Jatimpark 1 saat masih umur sebulan.
Segala perkara pergi-pergi jarak jauh ini sebenarnya terlaksana jika faktor utama terpenuhi. Faktor itu adalah jika kami sekeluarga sehat dalam kondisi prima. Saya terutama yang paling sibuk menyiapkan segala keperluan anak, dan yang akan sigap trengginas menyiasati segala hal yang terjadi di jalanan. Saya pernah mencuci di tepian sungai, saat kami melewati sebuah desa di daerah Palembang. Sementara ayah dan Atya berenang dengan riang. Itu terjadi setelah beberapa jam sebelumnya Atya mabok darat. Kami baru saja melewati jalanan berliku dan tidak rata. Bagi Atya yang masih bayi, tentu saja itu bukan hala yang mudah dilalui. Untunglah bisa berenang dan mengembalikan kegembiraan.
Overall, anak-anak gembira saja di sepanjang perjalanan. Mereka ikut menikmati situasi jalanan, mencicip makanan baru dan menyimpan banyak pengalaman.
Hanya saja ada yang asing pada persiapan mudik kali ini. Saya jadi tidak terbiasa.
Selalu saja saya yang bertanggung jawab pada bawaan dan segala persiapan. Anak-anak memang membantu menyiapkan, terutama barang personal mereka sendiri. Sudah sejak lama mereka menyiapkan koper sendiri. Akan tetapi lad akhirnya tetap saya juga yang screening akhir. Buat memastikan segalanya sudah tepat dan packing dengan baik.
Tapi kali ini, ada Atya. Yang memikirkan segalanya, mulai dari membuat daftar keperluan mudik. Ia dengan wfisien memisahkan barang yang sepenuhnya buat di kampung dan yang bakal dibutuhkan di perjalanan. Ia juga memikirkan bentuk tas yang sesuai untuk tiap barang.
Saya terpesona. Betapa kakak sudah makin besar. Entah saya patut bergembira atau malah tersaput cemas yang tidak jelas.
Comments
Post a Comment