Posts

Showing posts from December, 2021

Orang Tua yang Seru

Image
Siang hari pukul 12 siang, semua teman-teman sekelas berhamburan pulang ke rumah masing-masing. Sementara saya melangkah pelan menuju ruang guru. Sebab di salah satu pojokan ruang guru, ada meja kerja mama. Namun saya tertegun di balik pintu. Karena mama dan ibu guru lainnya ngobrolin tentang saya.  Hmm.. menarik ini, pikir saya.  Karena selama ini para guru telah menjadi orang tua yang saya cintai dan hormati, saya tidak keberatan diobrolin. "Tadi di bawah jendela ada B ngobrol sama A, katanya B, dia ngga akan pacaran seumur hidup kalau bukan sama anak kita."  Apaaah...  'Anak kita' yang perempuan bagi para ibunda guru di dalam sana tak ayak mengacu ke saya belaka. Karena putri-putri guru lainnya masih kecil-kecil. Waduh..  Ini juga, anak-anak laki kok beraninya ngomongin saya di belakang, kedengeran bu guru pula. Kalau berani sini ngomong langsung.  Tapi ya mereka ini tidak akan ada yang berani ngomong langsung sih. Telanjur keder karena saya sering galak. Dan juga

Teman Ngopi

Image
Apabila tidak capek, saya dan teman-teman sering makan siang di luar kantor. Terutama pada hari Jumat, karena suka ada pasar kaget di depan mesjid. Usai makan siang, kami masih lanjut beli barang-barang lucu dan buah untuk cemilan sore. Saat jalan bareng teman itulah, saya kerap kepikiran tentang pertemanan. Betapa saya saat itu hanya memiliki teman kantor belaka. Selain beberapa teman akrab waktu kuliah dan SMA. Bersama teman SMA, tidak banyak yang bisa kami obrolkan. Mungkin karena pengalaman sehari-hari sudah jauh berbeda. Berujung pada sedikitnya kesamaan yang tersisa. Ketika saya memutuskan berhenti bekerja, saya sudah menduga bahwa saya juga akan kehilangan sebagian besar teman kantor. Karena kesamaan bahan obrolan sudah makin menguap. Apalagi ditambah kesibukan masing-masing. Etapi mungkin sayanya yang sibuk dan banyak alasan. Sehingga saya jadi banyak kehilangan teman. Hiks..  Akan tetapi, Bu Septi, founder komunitas Ibu Profesional punya pesan istimewa di hari saya resign itu.

Leadership Story: Kisah Kepala Sekolah yang Membangun Sebuah Sekolah

Image
Gempa di Sumatera Barat pada tahun 2007 menyebabkan begitu banyak kerusakan.  Termasuk bangunan sekolah tempat mama saya mengajar. Dengan sedih saya mengenang, bangunan sekolah yang memang sudah tua itu rusak berat sebagian. Sebagian lagi telah dipenuhi retak-retak besar di dinding. Gempa sekecil apapun akan meruntuhkan sisa dinding itu. Pendek kata sekolah itu sudah menjadi bangunan yang sangat berbahaya. Sekolah itu otomatis terdata sebagai salah satu yang wajib direnovasi total. Mama yang menjabat kepala sekolah di saat renovasi itu menghadapi tantangan baru. Dan ini bukanlah perkara sederhana. Karena sekolah guru, kuliah jarak jauh dan segala seminar  tidak mempersiapkan seorang kepala sekolah untuk menjadi pemimpin pembangunan suatu gedung. 

Paket untuk Tetangga

Image
  "Pakeeeeeett!"  Satu kata yang belakangan ini memantik rasa bahagia dadakan. Sebenarnya paket itu engga selalu dadakan juga. Karena paket yang diterima bisa jadi hasil belanja di pasar online. Yang tentunya sudah diperkirakan kedatangannya. Namun bagaimanapun prosesnya, kedatangan paket selalu membahagiakan. Semasa saya kecil dulu, yang ditunggu adalah kedatangan Pak Pos dengan surat-surat dari jauh. Saya bahkan hafal dengan deru motor tuanya yang menggerung-gerung di tanjakan. Meski kadang Pak Pos juga membawa berita mengagetkan dengan lembaran telegramnya. Tapi lebih sering ia datang dengan kabar gembira.  Nah kini zaman berganti, kabar telah berlarian kesana kemari dengan cepat. Orang-orang tidak lagi memerlukan Pak Pos demi menyampaikan sebuah kabar. Karena jangankan sepotong berita penting, bahkan sebuah artikel bisa dikirim dalam sepersekian detik. Luar biasa perkembangan teknologi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama ini.  Kegembiraan akan kedatangan Pak Pos lal