Posts

Showing posts from October, 2013

Selamat Tinggal Ikan

Ada sepenggal masa di remaja saya, saat kami tinggal di lembah indah. Saat itu orangtua sedang giat bertani dan beternak. Lembah itu seperti wajan, dikelilingi perbukitan yang ditanami kopi dan kayu manis. Di kaki bukit lahan sawah berjenjang-jenjang indah. Sesekali kami mengganti tanaman padi dengan tomat, buncis, bawang merah dan kacang. Tepat ditengah 'wajan' adalah rumah kami. Rumah panggung yang berdiri di samping kali kecil berair jernih dan sejuk. Mama menanam banyak bunga yang membuat rumah mungil kami indah sekali. Yang saya akan ceritakan adalah tentang ikan-uikan yang banyak kami pelihara. Papa mempelajari peternakan ikan dan berhasil mengembangkan peternakan ikan sendiri. Separuh dari lahan sawah kami menjelma kolam ikan. Saya menjalani semuanya, mempersiapkan kolam, menemani induk ikan bertelur di sepertiga malam, terjun ke air dingin memindahkan si induk sesaat setelah selesai bertelur, memindahkan bayi-bayi ikan ke sawah beberapa minggu kemudian, memindahkan

Kisah Si Jambu Air

Salah satu teman baik saya adalah si jambu air. Tumbuh sendiri di pematang sawah, mendapatkan air yang cukup dan zat hara melimpah. Si jambu air yang bercabang rendah ini sungguh murah hati, karena rajin berbuah. Sudah menjadi kewajiban saya sepulang sekolah untuk membawa semangkok garam ke cabang jambu yang paling matang buahnya. Disanalah saya duduk nyaman, memperhatikan awan dengan burung elang beterbangan, atau memperhatikan babi hutan di kejauhan. Sembari mengunyah jambu air tentunya. Saat itu sudah jelas bahwa perkara jambunya bersih atau tidak, diabaikan. Keajaiban alamlah yang membuat saya tidak sakit perut setelah menghabiskan jambu di satu cabang pohon lalu pindah ke cabang lain, hingga garam dimangkok habis dicocoli jambu. Demikian pula keesokan harinya, dan esok harinya lagi, hingga buahnya habis. Untuk kemudian saya tunggu kedatangan musim berbuah berikutnya. Sayang sekali teman baik ini kini sudah tiada.. Hiks..

Kapan Menikah?

Entah bagaimana orang lain jika ditanyakan pertanyaan ini. Yang jelas saya jengah.. Ini satu pertanyaan yang susah dijawab, kalau dijawab ogah-ogahan, ntar dikira ngga mau serius memikirkan masa depan, kalo dijawab memelas, bisa dikira hopeless. Dan entah kenapa, orang-orang makin rajin bertanya jika usia sudah melewati 25 tahun. Tapi rata-rata, meskipun rada gondok di hati, saya menjawab dengan sopan kemudian berkelit mengalihkan pembicaraan. Hingga datang suatu hari dimana saya terpaksa ketus pada pertanyaan ini. Saat itu dini hari yang dingin di Bandara. Saya akan ikut penerbangan pertama. Saya memutuskan pembicaraan dengan Abang saya di kampung, kemudian duduk di bangku yang hanya terisi beberapa. Berselang sepuluh menit, seorang bapak separuh baya yang ramah duduk disebelah saya dan beliau menyapa hangat. Seketika obrolan mengalir hangat dan seru. Hingga muncul percakapan ini: Sudah menikah? Belum Pak.. Kenapa? (Yang ini dijawab senyum) Umur berapa? (Masih senyum)

Ke Pasar Bersama Kedua Putri

Saya memerlukan belanja bahan masakan selama seminggu. Biasanya saya ke pasar tradisional tak jauh dari rumah, pada hari Sabtu. Kenapa Sabtu..karena konon kata uni penjual ikan, varian ikan lebih banyak pada hari Sabtu, dan jauh lebih segar. Alasan lainnya, setelah belanja, saya memerlukan waktu setengah hari untuk mengolah bahan makanan tersebut setengah jadi, agar menyingkat waktu memasak di hari kerja nan hectic. Momen seru selalu terjadi kalau saya membawa serta para putri berpipi bulat ini.. Here is the records: - Jika membawa Zifa, pastikan sigap berkelit saat tangan2 mengarah ke pipi Zifa. - Keuntungan membawa Zifa..selalu ada tambahan buah dari Mbah penjual buah-buahan.. :) - Saat membawa Atya pastikan sebelum ke pasar, ada agreement dulu, apa yang bisa dibeli dan apa yang tidak bisa dibeli, karena tanpa perjanjian awal, argument beli mainan/makanan akan sulit dimenangkan.. Allright.. Saya mungkin emak2 disiplin, tapi mendengar permintaan Atya yang memelas... Hati langsun