Posts

Showing posts from March, 2020

Change Agility for Kids

Image
Ini adalah pekan ketiga anak-anak belajar di rumah, menyusul adanya anjuran Physical Distancing dari pemerintah. Sejauh ini anak-anak bisa dibilang bahagia dan baik-baik saja di rumah. Setiap pagi gurunya akan memberikan agenda belajar yang harus diselesaikan hari itu. Sementara Atya dan Ifa mengerjakan agenda pagi (Mandi pagi, sarapan dan beberes), saya akan menyelesaikan urusan baby Ara. Sehingga pada pukul delapan nanti kami semua sudah siap untuk belajar. Adakalanya kami serius sekali. Anak-anak menekuni materi sementara saya mengayunkan baby Ara di bouncer sembari mengurus komunitas Ibu Profesional. Sesekali salah satu dari kami berhenti untuk mengunyah cemilan atau menyesap susu kotak. Kadangkala saya memutarkan lagu kokoronotomo atau lagu lawas lainnya sebagai teman belajar. Kami berusaha untuk menikmatinya, dan menerima bahwa belajar bisa dengan berbagai macam cara. Sikap asyik terhadap segala perubahan ini tidaklah terbit seketika, melainkan melalui pembiasaan bertahu

Dari Manggis Muda ke Nasi Biryani

Di pelataran Jam Gadang Kota Bukittinggi, banyak sekali emak-emak yang berjualan. Meskipun rata-rata seragam saja jenis jualannya, kalau tidak pisang rebus, kacang rebus atau beberapa buah manggis muda yang ditusuk dengan sepotong lidi. Biasanya penjual akan menaruh jualannya di atas baskom, ditata rapi, sistematis, sehingga memudahkan orang-orang yang ingin memilih. Ketika ada pengunjung melangkahkan kaki ke area taman, sigap sekali emak-emak ini menawarkan dagangannya. Tapi ini pemandangan lama, sekian tahun yang lalu.  Kini setelah revitalisasi, pelataran Jam Gadang bersih dari penjual. Kini sudah menjadi kawasan yang rapi dan bersih. Meskipun saya senang karena kini telah menjadi plaza yang enak untuk duduk-duduk, saya merasa ada yang kurang. Saya merindukan manggis muda yang berderet tiga buah di tiap-tiap lidi itu. Manggis muda ini makanan yang tidak sering dijumpai. Dulu waktu kanak-kanak, saya kerap mengambil manggis kami yang tumbuh di samping kolam. Tapi tidak berani b

Ups..

Image
Pandangan mata seketika berkunang-kunang. Saya 100% yakin tidak sanggup menggerakkan satu pun anggota tubuh. Ketika saya berusaha memfokuskan pandangan mata, terdengar suara cemas mama. "Siapa itu yang jatuh?" Saya mengumpulkan tenaga dan berseru, "Nggak papa Ma!" Padahal saya tidak sanggup untuk duduk. Ifa, putri kedua yang sigap segera muncul dan menawarkan bantuan. Saya mencegahnya, "Bunda ngga kenapa napa, Ifa tolong temenin dek Ara dulu ya." Ifa berlalu patuh. Saya membutuhkannya untuk menjaga baby Ara tetap tenang untuk sejenak. Saya menerawang, lalu membatin "Untunglah." Untung bukan anak-anak yang jatuh, untung bukan saat saya hamil, dan untung juga tidak saat menggendong bayi. Demikianlah tabiat manusia, dalam kemalangan selalu tercetus kata untung. Sejurus kemudian, Atya mendekat. "Gimana Nda?" Tanyanya dengan wajah empatik. Bunda kepleset ujarku sambil nyengir 😁

Latihan Kesadaran Finansial - Menghargai Setiap Usaha

Image
"Bunda, kita ke toko buku yuk Nda, buku di rumah sudah dibaca semua." Pinta Atya. "Loh, kita kan baru kemaren beli buku baru." saya kaget. Masak mesti beli buku tiap hari. Huhuhu.. Bisa bangkrut bunda kalau begini mah. Mana mereka kalau beli buku ngga tanggung-tanggung banyaknya. "Ya nggak papa, kan bunda punya kartu debet." Huwooo... Bahaya ini. Adalah sebuah tantangan ketika anak-anak mendapati bahwa ayah bunda punya kartu-kartu ajaib yang bisa digunakan untuk membeli hal yang mereka inginkan. Ini kejadiannya sekitar tiga tahun yang lalu. Saat mereka baru saja paham bahwa uang bisa membuat mereka punya barang impian. Dan saat  itu juga saya bertekad bahwa anak-anak perlu paham sekali perihal kebijakan financial ini. Mulai dari titik nol: paham cara mengusahakan sumber uang. "Ketika masih tinggal di Pulau Kijang, Ayah dahulu nemiliki tetangga seorang penjual martabak." Saya memulai kisah sore itu kepada anak-anak. Kedua putri