Posts

Showing posts from January, 2015

Tolong Ambilkan...

Belakangan sejak anak-anak udah rada besar, saya dan suami kadang suka minta tolong ambil ini itu ke mereka, entah itu tisu, air minum, apalah itu. Seneng aja sih secara mereka antusias membantu. Tapi beberapa hari ini, ngga ada lagi yang mau bantuin. Udah gitu mereka yang balik minta tolong hal sederhana yang sebenarnya mereka bisa sendiri.

Sosok Penyemangat di Pagi Hari

Wajahnya biasa saja Tapi wajahnyalah yang saya dan suami paling ingin lihat di pagi hari. Satu patah kata saja  Tapi cukup untuk memeriahkan perjalanan kami. Dua tiga detik saja interaksi kami dengannya Tapi cukup membuat kami senang.

Saat Bunda Ngobrol Dengan Bunga

Sabtu kemaren, saya leyeh-leyeh baca buku di kamar sementara mama dan anak-anak merapikan bunga dalam pot di luar. Percakapan mereka singgah ke kuping saya. "Kalau bunda Tya, duluuuuu kalau menyiram tanaman selalu sambil ngobrol, sama bunga." Eh.. Apa itu barusan.. Saya melipat buku, posisi badan tegak. "Kenapa bunda ngobrol sama bunga Nek?" Saya memasang kuping kali ini, karena saya sendiri gak ingat kalo saya begitu. "Karena bunga adalah sahabat bunda, kalau kita merawat bunga dengan sayang, bunganya akan bagus. Bunda dulu bilang: bunga yang disana tunggu dulu ya, siram temannya yang disini dulu.. gitu.." Saya kaget.

Menjaga Bobo

Image
Majalah Bobo sudah ada sejak sama masih kecil banget lho.. Seinget saya usia 5 tahunan gitu sudah mulai baca Bobo. Biasanya kalau ikut mama ke pasar, mama akan belikan saya Bobo dulu kemudian baru baru deh mama belanja belenji lainnya. Seringkali kejadiannya mama belum selesai belanja etapi Bobo-nya udah selesai aja dibaca.. Lama kelamaan menggununglah majalah ini, bersamaan dengan majalah-majalah lainnya juga sih. Nah inilah dengan sedih yang mau saya laporkan, bahwa tak satupun majalah ini tersisa. Sebagian karena saya tidak telaten merawat, sebagian lagi karena kami sering berpindah-pindah rumah. Padahal kan seru kalau Atya dan Zifa bisa membaca koleksi majalah saya sewaktu balita. Syeeeedihh kalo diinget.

Main di Kuntum Nurseries

Image
Kuntum Nurseries adalah tujuan agrowisata yang asik di Bogor, lokasi persisnya di Tajur.. Inilah kisah kami... Kami datang ke Kuntum after dzuhur, sambil berdoa semoga cuaca bersahabat. Kemaren itu kami ke Kuntum bareng teman, Ni Mul sekeluarga. Jadinya lebih seru karena rame-rame. Selain itu bersama kami juga ada om Yos..sahabat yang sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Anak-anak paling seneng kalau om Yos datang.. Seru deh kalau bisa jalan rame ginih. Foto dulu dongg sebelum masuk ke Kuntum. Ini fotonya karena masih sekitaran ultah Zifa yang ketiga, jadi semua menampilkan tiga jarii... :)) Say cheese.....

Bermain.. Bergembira.. Horee....

Image
Salah satu yang disukai anak-anak dari kegiatan pulang kampung atau main ke Puncak adalah mereka bisa main di alam luas dengan bebas. Secara rumah kami super mungil yang nggak memungkinkan mereka untuk eksplorasi banyak.

Ujian dari Allah

Beberapa hari ini lagi sedih. Terpikir kenapa begini.. kenapa diberikan ujian itu.. sementara rasanya untuk menjalani hidup seperti biasa aja udah kewalahan. Tapi akhirnya dari obrolan dengan mama, disadarkan kembali bahwa semua berjalan atas ijin Allah. Tidak ada sesuatu pun kejadian di muka bumi terlaksana tanpa ijin Yang Maha Kuasa. Kemudian bukankah Allah memberikan ujian sesuai dengan yang bisa di handle. Tinggal kitanya yang menjalani dengan baik, mengatsi masalah kemudian mengambil hikmahnya.

Kehilangan Puisi

Saat matahari berusaha keras mencapai rumah saya, cahayanya menyelinap di sela pohon dan semak. Muncullah garis-garis cahaya menakjubkan. Muncullah puisi. Beberapa saat kemudian, saat matahari sempurna hadir, kesibukan pun tercipta. Dari sana pun terciptalah puisi. Bagaimana tidak, anak-anak beriringan berjalan riang ke sekolah, sesekali berlompatan riang, atau pasangan suami istri berangkat ke kebun dengan wajah gembira, semuanya menyimpan puisi. Nah, apalagi sore, seisi alam menimbulkan puisi di sekeliling saya. Jangan tanya kala malam. Musik semesta mendengungkan puisi. Begitulah masa kecil saya, saat masih duduk di sekolah dasar, saya sudah punya buku puisi (buku itu ada dimana ya..hmm..). Saya suka mengamati, kemudian terseret dalam puisi. Saat menjelang remaja kayaknya saya sudah mulai meninggalkan puisi, saya asik berkirim surat dengan sahabat pena sepenjuru tanah air, karena emang lagi hits banget bersahabat pena waktu itu. Saat kuliah, saya praktis berhenti menulis ke

Liburan bareng Sanggar Komalahadi..Yeayyyy!!!

Image
Malam pukul 08.30, kami naik ke Puncak, atas undangan teman kami Da Adi dan Yayang dari Sanggar Komalahadi. Atya dan Zifa langsung menyambut gembira, mengingat mereka juga sudah akrab dengan Yayang sekeluarga. Yayang dan suaminya Da Adi adalah teman yang luar biasa baik, pun keluarga besarnya ramah dan hangat. Maka kami segera bergembira naik ke Puncak. Kami sampai di Cipanas villa Coolibah sekitar pukul 10 malam. Anak-anak yang tadinya tertidur langsung bangun pas nyampe, dan segera berkeliling.. hihihi. Asiknya, temen-temen lain juga pada bawa anak, jadilah rame dan seru. Karena ini acaranya ngumpul-ngumpul, jadinya ya masih seru aja nyanyi-nyanyi dan ngobrol, eits dan makan-makan tentunya yaa :)