Ujian Sesuai Keadaan
Berhubung saya adalah emak-emak yang gampang menangis, jika menghadapi ujian keadaan yang tidak menyenangkan, saya memilih untuk mengabaikan perasaan. Ketika Ifa didiagnosa menderita katarak bawaan, saya punya dua pilihan, menangis di depan dokternya atau menanyakan apa yang bisa kami lakukan dalam pengobatan Ifa. Saya memilih yang kedua. Menjelang operasi pengangkatan lensa mata Ifa, saya menyibukkan diri bersama Ifa. Mengurus persiapan operasi dan menyiapkan kondisi mental Ifa agar tenang mengikuti proses pengobatan ini. Saya juga menghindar dari keluarga besar dan teman, tugas mengabari keluarga saya titipkan pada suami dan mama. Saya melakukan ini agar bisa menjaga kewarasan. Saya sudah rapuh dengan kondisi ini, satu tangisan saja sudah cukup membuat saya tumbang. Jadi ketika salah satu tante bertangis-tangisan bersama mama, saya memilih kabur jauh-jauh. Saya memang lemah dalam urusan perasaan. Suami sih udah paham banget dengan saya, soalnya kadang di jalan ke kantor, saya