Posts

Showing posts from July, 2022

Kaya Adab

Kata 'adab' berasal dari bahasa Arab yang bermakna budi pekerti/tata krama atau sopan santun.  Dari Wikipedia, adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antar manusia, antar tetangga dan antar kaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Namun dalam perkembangannya, kata beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum.  Di keluarga kami, adab adalah pembelajaran pertama dan utama bagi anak-anak. Adab justru dipahami duluan sebelum ilmu. Orang yang beradab sudah tentu berilmu, akan tetapi orang yang berilmu belum tentu melekat adab pada dirinya. Bahkan menuntut ilmu pun juga punya adabnya sendiri. Kedudukan adab menjadi utama dalam agama islam. Salah satunya bersandarkan pada hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya: "Sesungguhnya di ant

Kaya Cinta

Image
Putri kedua saya, Ifa, lagu ikutan Kampung Ananda batch#2. Kampung Ananda adalah kegiatan yang digelar oleh Kampung Komunitas Ibu Profesional, khusus untuk putra putri member komunitas Ibu Profesional. Kali ini tengah berlangsung batch#2 dengan tema Baking & Cooking, setelah sebelumnya selesai batch#1 dengan tema STEM. Nah di Kampung Ananda ini anak-anak belajar masak dengan cara yang seru.  Pekan ini giliran belajar dessert nih. Masalahnya Ifa engga suka alpukat atau mangga. Gimana ceritanya dua pekan berturut-turut masak yang engga Ifa sukai.  Tantangan banget kan jadinya. Hahaha...  Ifa juga langsung agak datar pas tahu pekan ini belajar masaknya, masih sesuatu yang bukan favorit. Ifa soalnya jika menyebut dessert bakal suka sesuatu yang berputar di cokelat atau es krim.. hahaha..  Jadi kebayang dong ya, kalau bikin buah lagi kali ini.  Lalu saya bercerita tentang filosofi memasak. Bahwa setiap masakan yang keluar dari setiap dapur adalah hasil dari cinta. Cinta yang membuat ibu

Kadang Dadakan

Image
Perjalanan mudik selalu merupakan perjalanan yang well-planned. Tinggal harinya doang yang kadang agak geser-geser, mengikuti situasi kantor suami. Tapi itupun udah ketahuan range waktunya. Biasanya di pekan terakhir bulan Ramadan.  So, sudah tahu kondisi, waktu dan gimana-gimananya di jalan dan di tujuan. Ini bikin bersiap jadi mudah. Bahkan kami sudah mulai menumpuk bawaan tiga hari sebelum waktu mudik. Demikian juga jenis bawaan yang ada, udah template banget deh. Persiapan mudik ini juga berlaku untuk perjalanan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Ini biasanya kalau jalan-jalannya memerlukan paspor.. ahaha. Ya kali pergi keluar negeri dadakan. Tapi dalam keseharian, perjalanan kami tidak selalu direncanakan matang-matang sebelumnya.  Situasi pertama. Kepengen liburan, waktunya dadakan ternyata leluasa, tapi blom tahu nih mau kemana. Situasi ini pernah beberapa kali kejadian. Saya lalu mengepak barang-barang dasar ke mobil. Mencakup pakaian, toiletries, pakaian sholat, beberapa

Kaya Wawasan (3)

Image
Lanjutan dari cerita  Part 1  dan  Part 2  bahwa anak- anak saya, bahkan sudah belajar hal baru sejak kita belum meninggalkan rumah. Mereka belajar menerapkan skill menyiapkan sebuah perjalanan. Mulai dari menetapkan tujuan dan kebutuhan selama di jalan.  Oh iya, menentukan tujuan ini penting banget dibahas di awal. Karena ia akan mewarnai suasana hati kita menjalanainya. Sekaligus buat mengontrol ekspektasi. Bayangkan kalau sedari awal, saya mudik dengan niat makan sate danguang-danguang sebanyak 5 kali. Eh ndilalah pas nyampe kampung, sayanya sakit perut mulu, ya bubar jalan dong plan makan satenya. Jadi pas balik ke rantau, masih terngiang-ngiang tuh aroma sate yang sedang dibakar.. hahaha...  Jika pada orang dewasa, kontrol ekspektasi itu perlu, apalagi buat kanak-kanak yang berpedoman bahwa segala janji itu kudu dipenuhi. Kita pun dulu juga gitu khan pas masih kecil.  Nah untuk antisipasi betapa beragamnya kemungkinan yang ada di saat mudik, saya meminta anak-anak menurunkan ekspe

Kaya Wawasan (2)

Sebuah perjalanan menyimpan banyak cerita. Berawal dari rumah saat koper-koper diturunkan dari atas lemari. Lalu pakaian yang diperlukan segera memenuhi koper tersebut. Berikut segala keperluan, seperti alat sholat, sanitary items, make up stuff, printilan obat-obatan, bahkan mainan dan buku bacaan. Sekompleks itu bawaannya. Seringkali kami juga menyertakan selimut dan bantal jika perjalanan lebih dari sehari.  Begitu pula saat mudik. Barang-barang akan sangat banyak yang dibawa di mobil. Tidak hanya keperluan kami sekeluarga, namun juga oleh-oleh untuk keluarga dan sahabat di kampung halaman. Kadang juga nyempil stoples cookies buatan sendiri untuk berlebaran di kampung.  Saking banyaknya kami jadi perlu tiga hari persiapan mudik. Dan ini membawa kami kepada pembelajaran penting lain bagi anak-anak. Yaitu belajar menyusun rencana, termasuk menyiapkan plan B dan plan C.  2. Berlatih menyiapkan sebuah perjalanan. Anak-anak sudah terbiasa dengan daftar panjang bawaan yang perlu diangkut

Kaya Wawasan

Berhubung tinggal di perantauan, dengan orang tua yang berada di kampung, mudik adalah sebuah keniscayaan. Kudu banget rasanya mudik minimal sekali setahun itu. Ya gimana engga. Segala apa yang terjadi di keseharian itu, mengingatkan pada kampung halaman. Entah itu azan di kala senja, makanan favorit, atau kenangan yang melintas dadakan kayak tahu itu. Apalagi jika bulan Ramadan datang. Sepanjang waktu, pikiran udah terbang aja ke kampung halaman. Kangen orang tua, kangen keluarga besar, dan juga suasana di kampung. Semua pokoknya. Ini sebabnya lebaran itu identik dengan mudik. Seingat saya baru dua kali kejadian menunda mudik saat lebaran. Pertama saat awal merantau dan ngga bisa cuti. Nah ini beneran gualaaau banget. Ngerasain lebaran sendirian di rumah kost tiga lantai nan sepi. Saya saking sedihnya sampai matiin tv, ngga sanggup melihat tayangan hari raya. Hiks.. sebagai gantinya saya menenggelamkan diri dalam buki fiksi fantasi. Saya bertekad pindah ke dunia lain dulu saking baper

Kaya Nyali

Image
Masih lanjutan soalan anak-anak yang suka bertanya aneh-aneh di luar dugaan. Jadi kepikiran kalau sebenarnya buat bisa bertanya itu butuh keberanian besar.  Balita aja, kalau mau bertanya sesimpel "apa itu?" aja, hanyalah bisa dilontarkan pada orang tua atau kakak adik dan kerabat yang satu rumah. Rada jarang menemukan bayi yang langsung bisa akrab dan tetiba nanya dengan ceriwis ke orang baru.  Pun ketika bayi menemukan hal-hal yang mencengangkan baginya dan penasaran, ia akan bertanya ke orang terdekat. Karena ada jaminan kenyamanan. Bahwa orang terdekat akan memberinya jawaban yang memuaskan.  Bayi aja bertanya 'apa itu?' bisa berkali-kali khan ya, dan orang tuanya akan menjawab dengan sabar di setiap kalinya. Padahal pertanyaan dan jawabannya itu-itu juga. Tapi ada keberanian bertanya dan ada kenyamanan, serta ditutup dengan adanya kepuasan akan rasa ingin tahu yang terpenuhi.  Maka ketika beranjak remaja, keberanian bertanya seperti ini perlu dirawat. Anak-anak p

Kaya Nalar

Image
Menilik makna nalar dari KBBI online, nalar bermakna:  na·lar 2   n   1  pertimbangan tentang baik buruk dan sebagainya; akal budi:  setiap keputusan harus didasarkan -- yang sehat;   2  aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis; jangkauan pikir; kekuatan pikir; Anak-anak kerap menanyakan hal-hal yang mengagetkan. Mulai sejak balita, mereka sibuk bertanya apa ini dan apa itu. Kadang bisa bermenit-menit nanyain satu hal sama tanpa bosan. Lalu ketika beranjak besar, mereka mulai mempertanyakan hal-hal yang ajaib.  "Apakah bunda bisa punya sayap?" Tanya Atya di suatu senja.  Atau lain kali ia bertanya tentang anatomi kangguru.  Ketika mereka beranjak pr remaja, pertanyaan ini kian kompleks saja.  Sebenarnya pertanyaan ajaib ini adalah salah satu alasan saya berhenti bekerja di ranah publik. Karena bude pengasuhnya tidak bisa menyikapi pertanyaan ini dengan maksimal. Demikian juga neneknya yang terbatas kadang ada di Jakarta, kadang di kampung.  Padahal pertanyaan yang

Kaya Rasa Ingin Tahu

Image
Belakangan, saya sering ngerebus jagung manis. Kadang satu buah yang saya potong jadi tiga, kadang beneran tiga buah jagung yang saya potong-potong, hingga jadi sembilan potongan.  Pasalnya kini Ara, putri ketiga saya lagi susah makan nasi. Tapi malahan lagi seneng makan jagung rebus. Yaudahlah ya, demi kebahagiaan bersama, saya biarkan Ara ngemil jagung setiap hari.  Siang itu, saat saya lagi sibuk mengupas jagung, Al, adik angkat yang ikut keluarga kami memunculkan pertanyaan yang ganjil. "Uni tahu ngga buat apa gunanya rambut jagung itu bagi jagungnya sendiri?"  Entah.  Jawab saya pendek. Sebab kulit jagung mestinya bermanfaat untuk proteksi, tapi rambut jagung?  Hmm... Saya belum pernah memikirkan apa dampak keberadaannya terhadap perkembangan jagung. Andai jagung yang masih muda, kita isengin dengan menarik rambutnya pelan-pelan hingga habis semua, apakah ia akan tetap jadi jagung manis? Ataukah ia jadi rentan terhadap hama.  Tapi saya lagi sibuk. Maka jawabannya adalah

Kaya Imajinasi

Image
Sore itu, saya bersama Lina dan Rita sibuk bermain di bawah perdu. Kami membuat lorong masuk dari rerimbunan daun, dan kemudian membuat benteng yang kokoh. Sejurus kemudian terciptalah istana yang sempurna terlindungi dari segala marabahaya. Lina pun telah mengenakan mahkota yang terbuat dari jalinan akar dan bunga. Perfect. Sore itu, seraya matahari merendah, kami merangkai cerita yang apik. Tentang kerajaan yang semarak oleh bunga dan dedaunan. Lalu masa beranjak ketika saya tidak lagi main di samping rumah dengan teman-teman. Sebagai anak remaja, saya berhenti main masak-masakan, juga berhenti membangun istana daun. Sebagai gantinya, saya lebih banyak menulis cerita dan puisi. Tetap saja ada lengkung menakjubkan istana bunga, tetapi ia kini adalah sepotong gambaran dalam cerita yang saya tulis. Imajinasi yang sama, dengan bentuk yang berbeda.  Lalu masa berganti ketika saya berhenti berimajinasi. Saya kehilangan kisah tentang putri yang tumbuh di istana, juga kehilangan cara menelus