Posts

Showing posts from March, 2021

Kenangan Ramadan - Suara Kepala Desa

Apabila hari itu adalah hari raya balimau, maka pada malam harinya adalah malam pertama sholat tarawih. Saya mengenang masjid Mujahidin yang senyap akan seketika ramai. Masjid di masa kanak-kanak saya itu terletak di ujung desa. Jika hendak menuju masjid, kami perlu menuruni jalanan yang kadang licin bila hujan. Sehingga perlu berhati-hati sekali.  Masjid di malam tarawih pertama selalu meriah. Tikar plastik sampai digelar sampai belakang. Jika biasanya di bulan lain hanya dua shaf saja, di bulan Ramadan akan sampai ke barisan belakang. Begitu magrib usai, masyarakat sudah berdatangan. Dan menggelar sajadah masing-masing. Juga saya dan keluarga.  Bagi saya yang masih kecil waktu itu, sebenarnya sukar untuk berdiri lama-lama waktu sholat tarawih. Sehingga begitu sholat witir selesai, rasanya lega sekali. Selain sholat tarawih, di malam awal Ramadan itu, kepala desa kami juga memberikan banyak wejangan serta pengumuman terkait pelaksanaan ibadah Ramadan. Tapi sekarang setiap fragmen masa

Kenangan Ramadan - Balimau

Saya lahir dan besar di Situjuah, sebuah daerah dimana ada tiga hari rayo. Pertama hari rayo balimau. Kedua hari rayo idul fitri dan yang ketiga adalah hari rayo haji.  Hari raya yang pertama, adalah hari menjelang bulan Ramadan. Tradisi di kampung kami, setiap keluarga dan sahabat akan saling berkunjung dan saling bermaafan. Sehingga di tiap rumah akan menyediakan makanan seperti layaknya lebaran idul fitri. Ketika sanak saudara berkumpul, tentunya hidangan lengkap akan disediakan. Tak kurang pula kue-kue kering untuk menemani sesi ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Biasanya mama juga memasak rendang, sekalian untuk stok makanan di bulan puasa nanti. Selain kunjungan silaturrahim ini, ada tradisi lain yang namanya poi balimau. Secara harfiah: Poi = pergi Balimau = mandi keramas dengan menggunakan irisan daun pandan dan jeruk (limau) Tujuannya adalah menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan. Prakteknya, ini menjadi ajang jalan-jalan ke sumber mata air,  air terjun, pantai, danau ata

Bainai

Kali ini saya pengen cerita tentang kenangan bainai. Sudah umum dikenal bahwa Malam Bainai adalah bagian dari adat pernikahan di Sumatera Barat. Tapi ini bukan tentang prosesi Malam Bainai yang ingin saya obrolin, karena saya sendiri tidak terlalu paham mengenai prosesi ini. Alasan utamanya karena di kampung saya, malam bainai tidak lazim diadakan, pun saya sendiri tidak menjalani malam bainai ini saat menikah. Namun saya ingin menceritakan kegiatan bainai di masa kecil saya. Jadi... dulu itu (saat usia SD kelas 3 atau 4 kira-kira) saya dan teman-teman sering sekali bainai. Bainai ini lebih karena seru-seruan aja sih sebenarnya, entah kenapa lagi tren aja pada masa itu di antara teman-teman. Kalau abis belajar bersama, kami lalu sibuk menumbuk daun inai dan rame-rame pakai inai di kuku. Trus besoknya tanding-tandingan kuku paling merah di sekolah. Tentunya yang paling bagus merahnya adalah pemenangnya.. Sungguh masa kecil yang luar biasa... Sementara yang lain tandingan nilai paling ba

Patri

Suara Anneth dalam lagu: Mungkin hari ini, hari esok atau nanti, mengalun di kanal youtube. "Mungkin hari ini hari esok atau nanti Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini Mungkin hari ini hari esok atau nanti Tak lagi saling menyapa Meski ku masih harapkanmu" 🎶🎶🎶🎶🎶 Begitu bait lagu usai, Atya bertanya: "Apa itu terpatri, Bunda?" Seperti biasa, tiap kali anak-anak memperlakukan saya bagai wikipedia, saya perlu terdiam dulu. Memastikan apakah saya benar paham dengan arti kata yang dimaksud. Sebab saya berpeluang menyesatkan pemahaman anak-anak. Bisa repot urusannya jika saya keliru informasi. Tapi pada kata "patri" saya terdiam lebih dari 3 detik. Saya terlanjur pulang ke desa bersuhu dingin, Kubang Bungkuak, dan mendapati saya memegang majalah Bobo. Dalam cerpennya dikisahkan tokoh pendukung yang sering melintas di depan rumah. Ia adalah seorang tukang patri. Di desa saya tidak ada yang namanya tukang patri. Itu adalah jenis pekerjaan yang tidak ad