Memeluk Senja (3)



Di desa nun jauh di pinggang gunung, tidak banyak hal baru yang terjadi. Kalah subuh tiba, penduduk desa menyahut panggilan azan subuh. Lalu kemudian sarapan sekadarnya, dan berderap menuju ladang. Sementara itu kanak-kanak akan menempuh jalan rumput yang berembun, menuju sekolah. Tidak jarang, sebagian mereka sampai di sekolah dengan sepatu berlumpur dan rok penuh serpihan belukar. 


Di desa itu tidak banyak orang luar yang datang. Terutama karena akses jalanan yang tidak mudah. Jalan kecil itu berbatu-batu sebesar kepalan tangan. Belum lagi jalanan menanjak yang seakan tidak ada habisnya. Ini sebabnya ketika ada guru sekolah yang datang dari tempat yang jauh, kehadirannya menjadi sesuatu yang spesial. 


Demikian pula mama ketika pertama kali datang ke tempat mengajarnya yang pertama. Berada di desa yang jauh membuat mama berjuang mencintai segala yang ada di desa tersebut. Termasuk ikut terlibat dalam segala urusan sosial masyarakat. Segera saja mama mengaji di masjid. Untungnya sejak kecil mama telah pergi ikut kakek berdakwah dari masjid ke masjid. Sehingga segenap materi ilmu dan keahlian public speaking telah terasah sejak belia. Tidak hanya di masjid, namun juga di kegiatan masyarakat lainnya. Termasuk PKK. Sebagai bentuk kegiatan para ibu, sudah jelas Mama perlu ikut aktif di dalamnya. Mama lalu banyak belajar hal baru sekaligus membagikan apa yang dia miliki pada masyarakat di sana.


Waktu berlalu sementara mama kian aktif di masyarakat. Mama lalu banyak berkiprah di PKK. Sebab segala value yang ada dalam 10 program pokok PKK adalah cita-cita yang sungguh keren. Alangkah hebatnya para ibu jika segala anjuran yang tercantum di 10 program pokok PKK itu tidak hanya tertera di papan belaka. Namun diterapkan dengan sungguh-sungguh oleh segenap lapisan masyarakat. Pastilah bakal keren banget jadinya.


Mama lantas jadi aktif di PKK kecamatan yang punya agenda rutin tersendiri. Kini tidak hanya mengikuti acara saja. Tapi mama juga tekun mendalami setiap materi yang ada di PKK. Menarik bahwa materi di satu Pokja saja sudah sedemikian kompleks. Andai semua warga negara ini memahami setiap poin nilai-nilai dalam PKK, betapa akan maju penduduk negeri ini.


Dari keaktifan di kecamatan, mama lalu makin serius di PKK. Ya wajar sekali karena segala agenda PKK udah oj track dengan perkembangan ibu-ibu. 


Ini sebabnya ketika mama pensiun, aktif di PKK merupakan salah satu opsi yang terpikirkan pertama kali.


Mama lalu menerjunkan diri sepenuhnya pada pendalaman materi ilmu di PKK. Jika dulu mengelola PKK hanyalah sebagai pengisi waktu belaka, namun kini belajar merupakan sesuatu yang sungguh serius adanya. Kadang mama pergi ke ibukota provinsi dan mendapatkan ilmu baru. Kemudian mama akan berkeliling ke berbagai kecamatan yang ada di lingkup kabupaten kami, untuk menyampaikan materi yang baru saja dipahaminya. Belum lagi kalau akan ada lomba desa. Whoaaa... Seketika mama sibuk. Mama akan rutin mengunjungi desa tersebut dan mendampingi mereka berkembang. 


Sisi uniknya adalah, mama kini setelah pensiun, memiliki kesempatan untuk keliling desa si kabupaten kami. Ada desa yang sangat jauh, dan sukar sekali mendapatkan kendaraan ke sana. Tapi mama jadinya memeluk segala tantangan dan menjadikan pengalaman sebagai kekuatan. Keliling desa kini jadi keseharian bagi mama. 


Aktivitas pasca pensiun mama ternyata sangat relevan dengan jenis aktivitas yang disukai sebelumya. Mendadak saya jadi kepikiran. Kelak saat saya menua, saya akan melakukan apa.

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga