I am Small & Perfect


Ruang belanja sayur mayur via online telah beberapa kali saya gunakan. Saya senang mengulik laman aplikasi kang sayur online itu. Karena tampilan foto sayur dan buah yang segar, sungguh sangat memanjakan mata. Berkat aplikasi ini juga, saya jadi menambah pengetahuan tentang nama sayuran yang tidak lazim saya jumpai sehari-hari. Kang sayur online, sangat membantu saat saya tidak leluasa keluar rumah. Saya tetap bisa masak tanpa perlu gusar dan memaksakan diri ke pasar. Senangnya.

Dari pengalaman belanja itu, ada satu hal yang menarik. Aplikasi belanja itu memiliki menu IMPERFECT
Whoaaa, sayuran macam mana yang imperfect itu? 
Saya kira ibu penasaran seperti saya akan auto klik, meski sayuran untuk masak besok, sudah komplit di keranjang belanja. 
Di sanalah berada tomat imut itu, dengan seraut senyum pula. Lengkap dengan caption: 
"Saya imperfect, ukuran saya kecil tapi saya tetap manis dan bergizi."

Saya tersenyum.
Terpengaruh dengan garis senyum si tomat imut.
Ini sebuah cara jualan yang asik.

Saya jadi ingat pada kerabat saya di kampung yang mengelola sistem distribusi sayur mayur. Ada proses sortir sayuran ketika truk sayur datang dari berbagai penjuru. Sayur dengan kualitas tertentu, telah mempunyai pasar sendiri-sendiri. Para penyortir telah sedemikian paham kebutuhan pasar dan cara memenuhinya. 
Di pasar tradisional juga berlaku demikian. Ada aneka sayuran dengan berbagai kondisi dengan harga yang berbeda. Bahkan dalam kondisi tertentu kita malah bisa mendapatkannya for free
Ternyata hal semacam itu bisa juga diterapkan pada situasi jualan online.

Saya terkesima menyadari bahwa konsep ini bisa berlaku dalam banyak ruang. 
Hanya saja dalam konteks obrolan tentang human, saya akan menghindari istilah imperfect. Karena setiap orang unik dengan caranya sendiri. Dalam warisan budaya Minangkabau ada ungkapan tentang betapa berharganya setiap individu: 
Nan buto pahambuih lasuang, nan pakak palapeh badie, nan lumpuah pahuni rumah, nan kuek paangkuik baban, nan pandai tampek batanyo, nan cadiak bakeh baiyo, nan kayo tampek batenggang.

Artinya setiap orang itu unik dan bisa berkiprah sesuai situasinya. Saya tidak melihatnya sebagai ketidaksempurnaan. Justru ia sempurna dengan caranya sendiri.

Di dalam menjalankan komunitas juga demikian. Ketika sebuah tim hanya berisi beberapa orang saja, dan anggotanya pun lebih sedikit lagi. Maka berbahagialah karena memiliki kesempatan saling akrab. Juga leluasa menggali potensi dengan maksimal, yang pada akhirnya membangun sinergi dengan lebih baik. Juga sama halnya jika memiliki peserta yang banyak, namun mayoritas pasif. Ini adalah kesempatan untuk belajar, berdiskusi dengan intens dengan teman satu visi, dan peluang berganti metode. Para pengelola komunitas lalu tampil sebagai tim yang paling tangguh yang pernah ada. Tidak hanya itu, ia juga akan keluar kelak sebagai pihak yang paling berpengalaman.

Ada sebuah rahasia agar kita bisa tersenyum imut bagai tomat mungil di aplikasi sayur online itu. Rahasianya adalah memahami situasi diri lalu menjadikannya kekuatan. Terakhir berderap lincah memasuki panggung dengan kekuatan itu.

Comments

  1. wow uni aku jg pernah beli tapi yang alpukat heheee...
    wah Uni selalu bisa mencari hikmah dari kisah sebuah tomat yang konon imperfect :D btw, aku jg merasakannya ya saat berkomunitas.. saat ada yang tidak sesuai ekspektasi, dinikmati aja sisi positifnya daripada pusing mengulik hal-hal yang nggak sesuai ekspektasi kita hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya malah ngga mau beli alpukat, krn alpukat ekpektasi sy terlalu tinggi. Soalnya alpukat mentega di rumah mertua luar biasa enaknya hihi..

      Delete
  2. Wah aku jarang beli sayur online ternyata ada bagian imperfect. Apakah itu gratis atau dijual dg harga miring, uni?
    Walau tidak gemol besar seperti tomat yg sering dicari, tomat kecil ini juga punya keistimewaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harganya lebih murah mbak, memang lebih kecil

      Delete
  3. so much positivity and optimism in one post 😍😍
    memberi perspektif baru buat aku yang sering pesimis kalau melihat komunitas anggotanya sedikit atau besar tapi pasif :") baca tulisan Uni Yesi dan Mbak Rey nih aku berasa dikasih wejangan dan sentilan hehe. Makasih sharingnya Uni~

    ReplyDelete
  4. Membaca tulisan uni Eci, menjadi booster tersendiri dan ini bisa menjadi bekal saya untuk mengerjakan tugas buncek, di saat harus mencari kekuatan potensi diri.

    ReplyDelete
  5. Tulisan uni Eci tentang filosofi sayuran dikaitkan dengan komunitas, dapat banget! Memang nobody is perfect tapi nobody juga inperfect, setiap orang punya uniqueness tersendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. True... Andai semua warga komunitas menemukan keunikannya, betapa kerennya kita

      Delete
  6. MasyaAllah, setuju sekali Uni.. Dan proses yang masih terus saya tekuni untuk diri sendiri dan anak-anak saat ini adalah belajar fokus pada keunikan masing-masing diri dan lebih banyak bersyukur. Supaya bisa tersenyum seperti si tomat mungil. Semua tempat dan waktu adalah ruang untuk belajar..

    ReplyDelete
  7. Hahaha... Disini aku udah gak mau berekspektasi lebih mba .karena kalau kecewa lebih lama sembuhnya. Lebih baik, sejalannya sedapatnya.

    ReplyDelete
  8. Tersentuh banget Uni dengan kalimat : pengelola komunitas lalu tampil sebagai tim yang paling tangguh yang pernah ada. Tidak hanya itu, ia juga akan keluar kelak sebagai pihak yang paling berpengalaman.

    Kadang merasa sia-sia melakukan suatu hal kalau tidak yang respon, tapi disini dijelaskan bahwa semua hal ada pengjaran tentang ketangguhan dan pengalaman. Terimakasih banyak tulisannya Uni. Salam kenal kembali ya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga