Sekawanan Burung yang Sama


Dari obrolan anak-anak, saya merhatiin bahwa mereka mulai membentuk kelompok teman. Bahwa ada lima atau enam yang punya kesamaan terus jadi suka makan bareng, atau jajan bareng ke kantin atau ke masjid pas sholat dhuha atau zhuhur.
Teman yang satu frekuensi ini malah bertahan dari awal mereka masuk sekolah. Yang berimbas juga ke saya yang jadi temenan akrab dengan ibundanya masing-masing. Ya ada sih mereka punya teman baru. Karena kelasnya dirombak tiap kali kenaikan kelas. Tapi ntar tetap saja ngumpul lagi di jam istirahat. 

Sebagian hati pengen bilang, kenapa sih ngga sama-sama aja semua, kok mesti nge-gank sih..
Celetukan dalam hati yang untungnya ngga keceplosan keluar. 
Apa hak saya mencegah anak-anak berada dekat teman yang punya kesamaan dengannya. 
Sedangkan saya ketika sekolah dulu juga demikian. Tentu saja saya akan menyapa teman lain, tapi saya cenderung bersama dengan yang senada pemikirannya dengan saya. Eits.. saya kira ada kenangan yang keliru di sini. In fact, pas SD teman sekelas itu ngga banyak. Jadi ya semuanya temenan pastinya. Sebab kalau engga, ya mau main sama siapa lagi. 
Ketika beralih ke SMP, saya temenan sama teman SD juga, sebab kami memang janjian masuk sekolah yang sama. Ditambah dengan beberapa teman baru yang kira-kira samaan karakternya. Nah ketika SMA baru mulai sebuah pemisahan kawanan burung pada kami anak SMA baru. Soalnya di tahun itu, anak2 dengan NEM SMP tertinggi dimasukan ke satu kelas. Ndilalah materi pelajarannya beda dari kelas lain, lebih rumit dan lebih melelahkan. Ritme ini yang lalu membuat saya hanya dekat dengan teman sekelas saja. Untungnya di kelas 2, kelas eksklusif tadi dipecah. Jadinya saya berpeluang memiliki teman baru. Tapi di tahun berikutnya kelas 3, entah kenapa kelas 1 dulu itu cenderung memilih opsi kelas yang sama. Sekali lagi saya berada di kawanan yang sama dengan awal SMA dulu. Kelak ketika kami lulus SMA, kami tetap in touch dan rasanya tetaplah sama. Mungkin ketika kita berada dekat orang2 yang punya frekuensi sama, hanya kenyamanan yang terasa. 

Jadi, saya tidaklah berhak menceramahi anak-anak tentang berteman dengan semua. Secara alamiah, mereka telah berkumpul. Pertanyaannya seberapa keren kawanan yang telah terbentuk itu. Itu pertanyaan yang lumayan susah.. haha.. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga