TfF IIP & Talent Mapping - Dont Teach Me I Love to Learn #part2

Melanjutkan catatan perjalanan #part1

Selain belajar menjadi fasilitator handal dan smart management class, kita di Salatiga kemaren belajar apa lagi?
Lanjutkan ceritanya ya..


Pada kegiatan TfF And Talent Mapping kemaren, kita juga ngebahas soal passion.
Tentang bagaimana cara ibu meningkatkan passion..


  1. Ibu harus yakin dengan diri sendiri
  2. Fokus pada satu hal saja agar bisa mendalami passion tersebut
  3. Berjejaringlah dengan orang yang satu passion dengan kita
  4. Saat kita mengembangkan passion, libatkan anak-anak dalam aktivitas kita.
Kemaren itu kita di minta membuat satu kartu nama yang mewakili siapa kita dan passion kita.
Kasak kusuk pun dimulai :p
Bikin kartu nama ternyata gak semudah yang saya pikirkan loh. Nulisin namanya sih gampang, tapiiii... passion ini yang bikin mikirnya lama ;)
Tujuan menulis passion ini agar passion kita makin nyata dan agar kita makin fokus dengan passion kita.


Okeh, kartu nama selesai, juga sudah dikasih warna warni biar seru :p
Kita pun berdiri berkelompok sesuai dengan kesamaan jenis passion. Tujuannya biar kita bisa berjejaring dan bertukar informasi dengan teman satu passion.

Seruuuu...

Acara hari pertama usai, saatnya kembali ke kamar. Senangnya saya satu kamar dengan Ibu Ida dari Malang dan Mbak Maya dari Pamulang. Saya beruntung banget satu kamar dengan teman yang hebat-hebat ini. Mbak Maya dengan kesabaran taraf atas dan Ibu Ida yang super mengayomi.

Hari kedua dimulai dengan menatap gunung di balik kamar, tenang sekali suasana subuh di Salatiga. benar kata Bu Septi, Salatiga mirip sekali dengan Payakumbuh, serasa pulang kampung.
Setelah subuh, saya menemani Atya berenang dulu. Jadwal Atya di daycare yang disesuaikan dengan jadwal saya membuat Atya hanya punya kesempatan berenang pagi-pagi sekali.

Hari Sabtu, kami belajar bersama founder Talents Mapping, Abah Rama.Ini sepertinya akan saya buatkan postingan terpisah aja ya :p

Sorenya kami keliling-keliling seru di Salatiga.
Pertama-tama mengunjungi outlet Singkong Keju D9 di jalan Argowiyoto. Singkong Keju D9 adalah hasil usaha kerja keras Bapak Hardadi dan Ibu Dyah. Jadi kita kemaren, tidak hanya makan singkong keju dan belanja oleh-oleh, namun paling istimewa kami mendengarkan kisah sukses dan perjalanan panjang merintis usaha dari bu Dyah sendiri.
Nama D-9 datang darimana?
Ini adalah nama ruangan tempat pak Hardadi pernah menginap alias sel narkoba. Namun beliau akhirnya meneukan titik terang dan membangun usaha dari bawah, hingga sekarang memnjadi usaha yang membutuhkan ber ton-ton singkong tiap harinya.
Subhanallah.. sungguh menginspirasi..

Kelar suasana bersemangat di jalan Arjowinoto, kita kemudian mengunjungi Lebah Putih School of Life.
Yup, ini adalah tempat anak-anak bermain dan kemudian mendapatkan ilmu, Bu Septi adalah founder dan owner dari sekolah ini.  Nama Lebah Putih diambil karena lebah putih adalah satu lebha yang berwarna putih dari lebah lain yang berwarna hitam dan kuning.Ratu lebah hanya mau menerima makanan dari lebah putih ini. Dari filosofi tersebut, Sekolah lebih putih adalah sekolah yang unik dan bertujuan memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak.
Silahkan klik Lebah Putih untuk more info yah temans...
Sore di Sekolah Lebah Putih, kita mendengarkan cerita teman-teman fasilitator di sini sambil makan bubur kacang hijau.
Suka deh sama suasananya, moga kelak bisa main kesini lagi lebih lama.


Dari sekolah yang asri nyaman ini kita kemudian mengunjungi rumah yang sudah kerap kami lihat foto-fotonya. Dari rumah ini sumber mata air ilmu mengalir ke rumah-rumah kami, mengembara ke seluruh polosok nusantara, bahkan ke wilayah-wilayah yang jauh nun di belahan benua lain.
Dari rumah ini kami mendapatkan inspirasi, sesuatu yang kami amati, tiru dan modifikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah Tanah Perdikan Margosari, kediaman Pak Dodik dan Bu Septi.

Segera saja kumpulan emak-emak ini sibuk foto-foto, teteup yah :p

Kembali ke hotel sorenya saya mencatat satu hal diam-diam, bahwa saya belajar dari materi di kelas,  juga belajar dari perjalanan barusan. Namun tidak kalah berharganya adalah pelajaran yang saya dapatkan selama di angkot!
Teman-teman yang kaya pengalaman sdengan rendah hati membagikan ide dan kisah mereka, saya resapkan baik-baik, semoga barokah ya teman..


Sabtu malam, setelah sholat magrib dan makan malam kita belajar microteaching, belajar bagaimana memberikan icebreaking, memberikan materi dan closing. Seru banget saat dipraktekkan dalam kelompok kecil tapi ciut kalau dibayangin kelak bakal ngejalanin ini sendirian..
huhuhu..
Butuh latihan banyak biar bisa luwes kayak bu Septi *semangaaat kakaaa

Belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
  
 Atya sudah ngantuk dan akhirnya tertidur di pangkuan.
 

Pagi hari minggu kita sarapan dengan cara berbeda. Tidak lagi duduk di restoran hotel, namun kita mmembawa menu sarapan ke ruang belajar kita sehingga bisa duduk lebih nyaman dan berjeeraing dengan mudah. Beda aja rasanya dibanding duduk di meja  resto hotel.

Hari minggu pagi ini agenda kita adalah mengunjungi rumahmba Niken, untuk bertemu dengan teman-teman IIP Salatiga!

Kita naik angkot menuju rumah Mbak Niken. pas nyampe kita disambut oleh teman-teman IIP Salatiga yang ramah.
Kemudian kita ngeriung berkenalan dan mendengarkan pengalaman dan kegiatan IIP Salatiga.
 
Setelah itu gantian peserta TfF memberikan materi.
Dimulai dengan icebreaking oleh mbak Euis yang cantik dari Malang, yang membawakan icebreaking sedemikian serunya, kemudian materi oleh Mbak Maya dari Banjarmasin, dan kemudian Closing penuh keseruan dari Ibu Zakiyah dari Makassar.
Latihan yang menyenangkan..
Acara berikutnya, kita duduk dalam kelompok kecil, saling bertukan pengalaman dan ide, sambil ngemil tentunya yah :)
Mbak Niken ternyata membuatkan kita brownies spesiall!!!

Hingga datang saat berpisah yang bikin sedih.
Huhuhu..
teman-teman IIP Salatiga demikian baik dan penuh inspirasi, saya bakal kangen banget-banget dengan teman-teman di sini.
Terakhir, saat kembali ke hotel kita mendapatkan materi grooming. Belajar bagaimana menjadi ibu yang handal tapi juga tampil bugar dan sehat.
Materi tiga hari di sini terasa lengkap.
Setelah grooming, acara ditutup dengan duduk melingkar:. Untuk terakhir kali bersama-sama dalam ruangan ini.
Hiks..





Terbayang kita kan berpisah secara fisik tapi akan lebih dekat lagi virtually, baik itu di group santri Talents Mapping dan untuk teman sesama koordinator kita akan tetap terhubung untuk konsolidasi kegiatan IIP kedepannya.
Tapi sedihnya tetap saja bikin nyesek.. hiks..


Kita juga sempat ada acara tukeran kado sebelum benar-benar berpisah.

  • Terimakasih kepada partner terhebat uda Fadli, yang telah mengijinkan saya mengikuti acara IIP ini.
  • Terima kasih Mama, dukungan mama senantiasa membuat saya ribuan kali lebih kuat.
  • Terimakasih Ifa, putri bunda yang cekatan dan tangguh, telah mengijinkan bunda pergi untuk belajar, tangis Ifa pada 10 menit pertama setelah mendengat kabar bunda mau pergi membuat bunda tersengat, tapi kikhlasan Ifa di tinggal bunda membuat bunda menangis lirih tengah malam. Kelak saat Ifa sudah boleh berlarian bebas, bunda akan selalu membawa Ifa.
  • Trimakasih Bunda Septi dan Pak Dodik, untuk segala ilmu, pengalaman dan kesediaan mendengarkan curhatan saya.
  • Terimakasih my lovely roommate Bu Ida dan Mbak Maya, mohon maaf jiika saya dan Atya mengganggu kenyamanan teman-teman.
  • Trimaksih semua teman-teman peserta TfF, setiap teman mempunyai kisah inspiratif yang saya resapkan di hati. Bu Yayah, saya selamanya akan terpacu semangat jika mengingat Ibu, Semoga kelak kita bisa ngobrol banyak ya Bu. Bu Zakiyah, ibu banyak memberikan pengalaman selama kita makan atau di angkot, well noted bu, trimakasih atas pengalaman ibu yang berharga. Uni Fonike dan uda Rinaldi, ternyata kita dipertemukan di sini. Silaturrahim ini insya Allah akan terus berlanjut. Mohon maaf saya dan suami tidak bisa menjamu uni dan uda di Jakarta karena kami sudah kembali melebur ke Senin yang hectic di Jakarta. Mbak Dewi, senag sekali bisa menjadi teman perjalanan mbak Dewi, mbak sungguh hebat.. saya beruntung berkesempatan mendengar kisah-kisah mbak Dewimay. Mohon maaf teman tidak semuanya saya sebutkan satu-persatu  namun setiap teman mempunyai kisah inspiratif yang saya kenang selamanya.
  • Terima kasih Mbak Lulu dan Mbak Niota dan  teman-teman panitian, terutama untuk telah menjaga Atya. Atya meminta saya khusus membuatkan satu postingan blog tentang mbak Lulu supaya kelak saat Atya besar dan bisa membaca, Atya bisa membaca kembali catatan perjalanan ini.
tulisan ini disertakan dalam project #ODOPfor99days #day25

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga