Timbangan

Sudah empat bulan ini, berat badan Ara tidak ada peningkatan. Arah jarum timbangan setia yerus pada angka yang sama. Barang sekilopun engga ada bergeser. Petugas posyandu memberikan saya peringatan. Bahwa semestinya berat Ara berada di titik yang sedikit di atas angka yang sekarang. 

Saya mengerti.

Saya paham membaca grafik pertumbuhan berat anak. 

Masalahnya, saya penasaran banget nget... Entah kemana perginya nasi yang jumlahnya dua kali lipat porsi bunda itu. Bahkan kalau kita ke restoran, bayi hampir tiga tahun ini, telah dipesenin satu menu sendiri. Saking banyak yang bisa masuk perut kecilnya. Ia bisa dengan tenang, duduk menghabiskan hidangannya. Tentang menu makanan, Ara suka makan dengan apa saja, terutama ikan asin, dan sayuran. Juga suka meski ada rada pedas-pedasnya dikit. Termasuk rendang, yang saya kenalkan dengan sengaja sebagai anak rantau. Karena terbiasa dengan hidangan spicy, Ara jadi suka jenis nasi selain nasi putih, kayak nasi kebuli, nari mandi atau nasi kuning.

Tidak lama usai makan, ia akan mencari cemilan. Bisa rebus-rebusan, macam jagung rebus, atau puding jelly, atau buah-buahan. Tidak seperti kakak-kakaknya, Ara suka buah. Ia akan makan buah apa saja yang saya makan. Literally semuanya, termasuk durian. Bahkan Ara bisa minta durian tiga kali sehari, hiks.. 

Belum lagi soalan minum susu. Terlalu banyak yang bisa masuk dalam perut. Tidak hanya susu, tapi juga dairy product lainnya. Btw.. Ara suka ngemil keju. Keju slice yang harusnya buat sandwich itu, bisa jadi cemilan semata. 

Ini sebabnya saya heran seribu heran, kok ya bisa berat badannya engga naik-naik. Kemana perginya segala yang dimakan Ara. Akhirnya karena tiada progress. Saya jadi takut dimarahin mulu sama petugas posyandu, hiks. Ya kan ngga mungkin kan saya bersikukuh kalau Ara makannya cukup. Sebab fakta angka di timbangan terpampang nyata. 

Setelah pemberian obat cacing, tetap saja beratnya tidak naik. Lalu saya berasumsi bahwa bisa jadi energi yang keluar dari Ara lebih banyak dari yang masuk. Mengingat seharian ini Ara banyak jalan kaki. Ara bisa jalan dengan langkah yang banyak karena sering ikut saya jalan pagi. Lalu ia sibuk main sepeda, lari-lari, manjat-manjat, bergulingan, dan bolak balik turun tangga. Yang saya sebut terakhir itu, bisa puluhan kali dalam sehari. Bahkan malam sebelum tidur, Ara akan sigap mengambilkan air minum untuk kami. 

Tapi lalu saya masih kepikiran juga. Rasanya engga bener aja jika anak kecil ini beratnya ngendon terus di angka yang sama. Lalu saya meminta suami membelikan timbangan badan digital. Timbangan lama telah rusak karena kakak entah dapat ilham dari mana, mencoba melompat ke atas timbangan. Yang tentu saja langsung ambyar. Huhuhu.. 

Kami sempat beberapa lama tidak punya timbangan. 

Setelah punya timbangan baru, Ara segera naik ke timbangan, daann... beratnya ternyata tiga kilo lebih tinggi dari catatan posyandu. 

Huwooo...

Seketika beban berat menguap ke langit-langit rumah. Saya auto lega. Alhamdulillah.. 

Besok mesti bilang nih ke petugas posyandu. Karena bisa jadi ada banyak emak-emak lain yang galau kayak saya ini

Satu masalah teratasi. Saya engga galau lagi dengan beratnya bayi jelang tiga tahun ini. Hanya saya mendadak jadi punya kegalauan jenis lain. Karena saya kini jadi naik ke timbangan tiap berapa menit sekali. Huhuhu.. 



Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga