Kita Perlu Bicara

Tahapan mencuci yang baik :
  • Pisahkan pakaian berwarna dengan pakaian putih. 
  • Pakaian berwarna juga perlu dipisahkan juga dari yang luntur. Gak mau khan kemeja pink ternoda bercak hijjau dari handuk.
  • Kemudian rendam pakaian dengan detergen. Setelah itu ambil dingklik dan mulailah mengucek.
Ini apa siiihh..haha..
Padahal hanya mau cerita kejadian saat mencuci di pagi Minggu kemaren. Dimana saat saya berkutat dengan cucian, saya mendengarkan teriakan lengking Ifa dari kamar. Kemudian segera terdengar suara kakak yang berusaha menenangkan suara panik adik. Saya pun mengintip ke kamar, untuk langsung melihat pemandangan adik dengan wajah penuh coretan hitam, kakak dengan tissue di tangan dan wajah menyiratkan gemes yang nyata pada adiknya.
Adik balas menatap kakak defensif.
Sementara lantai kamar kini penuh kertas bernoda hitam.

Saya menghampiri Atya dan Ifa, namun adik segera melesat kabur :)
Tinggal kakak berwajah bete di hadapan saya, masih memegang potongan tissue.
"Adek, Ndaa...wajah adek kotor sekali penuh coretan, kakak mau bersihkan adek nggak mau."
"Apakah kakak sudah tanya dulu ke adek, maukah kalau kakak bantu bersihkan wajah."
Atya menggeleng.
Saya menghela nafas
"Jika kakak bertindak langsung pada adek, adek kurang suka Nak, gimana kalau lain kali tanyakan dulu ke adek trus ingat untuk jelaskan ke adek apa maksud kakak."
Kakak terdiam.
Ini sebenarnya pengulangan nasehat ratusan kali.

Untunglah sesaat sebelum saya meluapkan kesal pada kakak yang selalu saja melupakan nasihat bunda, saya teringat pada saya sendiri yang kadang juga suka bertindak dan berharap sesuatu tanpa dikomunikasikan. Misalnya kemaren saya sudah berdiri menunggu suami di parkiran yang biasa. Setelah bermenit2 menunggu namun suami tidak datang jua. Eh ternyata suami parkirnya di sebelah sana.
Saya waktu itu gemes juga kok parkirnya disana padahal biasanya di sini.
Suami bales dong kalau tadi disini ada mobil lain yang parkir.
Itu..
Gara-gara enggan menuliskan sepotong tanya di whatsapp, terbuang deh bermenit-menut untuk saling tunggu.

menyampaikan ide, pemikiran, kerisauan atau sekedar posisi menunggu itu penting.
Tak kalah penting juga adalah saling mengingatkan. Tidak adil jika saya menuntut Atya untuk wajib hafal nasehat sementara saya juga kadang lupa.
Hal terbaik adalah saling ngasih reminder.

Saya dan kakak masih duduk berdampingan di pinggir kasur, saat wajah berpipi bulat maksimal itu melongok kembali ke kamar. Jujur saya, saya pun gemes dengan pipi bulat bebercak hitam itu.

Tulisan ini disertakan dalam project #ODOPfor99days #day11

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga