Ketika Bude Pergi

Asisten rumah tangga kita sudah 5 tahun lamanya tinggal bersama kita di rumah. Beliau hadir saat Atya berusia 2 bulan. kita memanggilnya bude karena usianya yang lebih tua dari saya dan membiasakan anak-anak agar menganggap bude adalah bagian penting dari keluarga kita.

Kisah mengenai ART sungguh sangat banyak, kompleks dan bisa-bisa kebawa perasaan ntar :p
Kali ini saya hanya ingin menceritakan betapa pentingnya bude dalam urusan kerajinan tangan bersama Atya dan Ifa.

Bermula dari tanggal 19 Desember, bude pamit pulang kampung ke Jawa Tengah. Ifa menangis terisak ditinggal bude, bude pun selama di perjalanan menelpon terus menanyakan kabar Ifa. Demikianlah hari berganti, minggu berganti, bude selalu update kabar, dan anak-anak mulai merindukan bude.

Seperti biasa, tiap kali bude mudik, say selalu sungkan menanyakan kapan bude bisa balik. rasanya kok gak enak aja meminta bude meninggalkan keluarganya, apalgi kali ini bude juga menyambut kelahiran cucu. Pasti bude pengen berlama-lama menemani cucunya. Jadilah kita menunggu aka kapan bude balik.

Selama bude mudik, saya bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Sepulang kantor, memandikan anak-anak dulu dan menyuapi makan sambil mendengarkan kisah mereka hari ini. Setelah itu anak-anak mewarnai sementara saya beberes rumah. Sesaat kemudian tibalah saatnya saya mengeloni anak-anak sambil membacakan buku.
Begitu anak-anak jatuh lelap, saya mengurus cucian dan menyirami tanaman. Demikian setiap hari, hingga akhir pekan datang.
Semua berjalan baik, kecuali satu hal, anak-anak kehilangan sesi kerajinan tangan yang saya jadwalkan tiap hari.
Saya jadi menyadari, jika kelak ada manfaat dari kegiatan craft yang saya lakukan rutin ini, didalamnya ada andil besar bude.


Tulisan ini disertakan dalam project #ODOPfor99days #day13

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga