Impian-impian Atya



Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan ilmu dari Ibu Septi perihal MERAIH MIMPI. Saya senang sekali saat mendapatkan materi tersebut karena saya juga suka bermimpi :p tapi mengajak kedua balita ceria untuk bermimpi?
Saya belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

Walaupun saya demikian bersemangat, namun Atya dan Ifa waktu itu masih belum bisa paham dengan apa yang saya maksudkan :) Saat saya obrolin ke Atya, si pipi bulet ceria ini malah minta gendong :p Saat ditanya apakah kakak mengerti yang bunda ceritakan barusan, kakak menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Pipi buletnya bergerak-gerak menggemaskan.
Okeh, memang belum saatnya ya membicarakan ini dengan Atya. Materi keren dari ibu Septi pun saya keep dulu aja di notes. Berharap kelak saat Atya besar, saya tidak lupa, haha..


Poin utama dari ilmu yang baru saya dapatkan ini adalah.
  1. Orang yang tidak punya mimpi, berarti akan menyukseskan mimpi orang lain. 
  2. Orang yang berani bermimpi, maka akan berani mengembangkan imajinasinya.
  3. Tahapan mengembangkan mimpi anak adalah : DREAM it, SHARE It, DO It, GROW It
Langkahnya seperti ini:
Tuangkan DREAM anak dalam vision board (papan mimpi)
Ijinkan anak untuk SHARE mimpinya dalam setiap kesempatan. Orang tua disini perlu menjadi pendengar yang baik.
Buatlah project bersama anak untuk mengerjakan mimpinya (DO).  Mulailah dari tahapan yang terkecil, kemudian buat pijakan demi pijakan untuk meraih sukses.
Tugas kita berikutnya adalah tinggal mengikhlaskan anak berkembang dengan mimpinya (GROW)

Balik ke niat saya untuk memandu Atya di usia balita, pada akhir tahun kemaren, Atya beberapa kali menyampaikan keinginan-keinginanya dengan diawali kalimat : Atya pengen.
Saya jadi langsung teringat dong dengan materi Membangun Mimpi. Bu Septi pernah bilang bahwa mimpi anak tidak selalu berkaitan dengan hal-hal besar seperti misi hidup, tapi bisa juga diawali dengan hal sederhana. 
Nah, berhubung di usia 5 tahun ini Atya sudah bisa diajak diskusi, maka saya sudah bisa menggunakan tahapan  DREAM it, SHARE It, DO It, GROW It bersama Atya.

11 Desember 2015 
Kita memulainya dari hal yang sungguh amat sederhana.
"Apa yang kakak impikan saat ini?"
"Atya mau meja belajar Nda."
Begitu sederhana kan ya.. :)
Tapi ingat lagi pesan bu Septi bahwa orang tua jangan mengganggu mimpi anak. Maka mari kita dengarkan impian Atya sampai selesai.
"Meja belajar kakak kan sudah rusak Nda, kakak ingin yang baru." 


Malam itu sebenarnya impian Atya tidak hanya tentang meja belajar, tapi ada urusan yang lebih berat lagi, berat untuk kantong bunda maksudnya :p
"Atya pengen jalan-jalan ke Malaysia Nda."
Hiyaaa...ini mesti karena saya dan suami suka cerita tentang teman kita yang di sana. 

"Biaya ke Malaysia berapa ya Nda?" 
Gimana kalau jalan-jalannya seputaran Jakarta ajah Nak, biar lebih hemat :p  #eh

Tapi karena saya juga suka jalan, ujung-ujungnya dibikin deh itinerary nya. Pas ngebahas bagian biaya perjalanan, Atya setuju bahwa kita memerlukan biaya yang banyak untuk jalan kita kali ini.
"Apakah bunda sudah punya uang untuk pergi ke Malaysia Nda?" 
"Belum kak."
"Kakak tidak bisa bantu bunda mencari uang tapi kakak bisa bantu berhemat."
Waaaww.. so sweet Nak..
"Kakak akan lakukan apa untuk berhemat?"
"Gini Nda.. kakak akan ambil air minum secukupnya aja biar bunda nggak sering beli minum. Trus kakak mau hemat listrik dengan cara segera matikan lampu jika sudah terang, dan segera buka jendela. Kalau mati lampu kakak akan hemat lilin. Kakak juga akan hemat air mandi
Hemat deterjen untuk mencuci. Yang cuci baju tetap bunda tapi Kakak bawa tisu basah utk lap meja supaya lengan baju tidak kotor. Tapi kakak tetap boleh main seluncuran ya Ndaa."
Saat Atya selesai bicara, Atya hanya melihat saya tersenyum bangga.
Endingnya:
Meja belajar Atya yang lama ternyata sudah luluh lantak tidak tertolong lagi. Atya pun mendapatkan meja belajarnya yang baru.
Perjalananan ke Malaysia menunggu dulu hingga tabungan cukup :)   moga kelak tercapai ya..
Saya awalnya tidak berharap banyak pada sesi pertama ini, tapi ternyata Atya bisa lancar menyebutkan impian dan antusias membuat rencana untuk membangun mimpinya.
Saya lalu menuliskan impian Atya tersebut pada notes. Dan menunjukkan dua kata IMPIAN ATYA yang tertera di bagian atas, agar Atya yang belum bisa membaca paham maksud notes saya. 


Setelah hari itu, kita sudah mulai fokus ke operasi Ifa  sehingga obrolan tentang impian yang awalnya saya niatkan 2 minggu sekali jadi tertunda.
Baru kemaren tanggal 15 Januari, kita mulai kembali dengan Impian Atya #part2

Brainstorming kali ini seru sekali karena Atya sudah makin terbiasa dengan konsep berdiskusi.
Kali ini impian Atya adalah Menanam stroberi, tomat, wortel dan cherry.
Pertanyaan yang bikin bunda susah menjawabnya adalah:
"Tahukah bunda dimana penjual bibit stroberi, tomat, wortel dan cherry?"
"Bisakah bunda mengajarkan Atya cara menanam cherry?"
"Kita bisa belajar berkebun di mana Nda."
:)

Padahal Atya tidak tahu loh tentang kegiatan rumbel berkebun IIP Jakarta yang keren. Sepertinya kini saya perlu segera colek admin Rumbel Berkebun untuk minta di add kesana :)

Saat ngobrolin berkebun ini saya tetiba ingat hari-hari kita memasak kue bersama. Atya menunjukkan ketertarikan juga untuk masak memasak. Mata Atya juga berbinar terutama saat kue nya sudah matang :p
 

Pendar mata anak ini yang menentukan apakah anak benar-benar tertarik atau tidak. Coba kita lihat nanti apa yg terjadi pada mata bening Atya saat berkebun ya.

Lanjut ke impian Atya kedua, yang mirip dengan kisah Dream It pada bulan Desember. Impian kedua Atya kali ini pun mengejutkan bunda. Impian Atya adalah memiliki rumah besar dan kamar bertema Frozen. Rumah Atya sendiri kelak akan ada kolam renang, lengkap dengan seluncuran dan ayunan di belakang rumah. Di samping rumah akan ada jungkat jungkit, putaran, jembatan kecil dan seluncuran. Jadi Atya akan memiliki dua seluncuran.

Atya mau membangun rumah apa playgroup Nak :)

Buru-buru balik lagi ke prinsip 'Jangan ganggu mimpi anak', saya hanya bisa mengarahkan, mengembangkan dan membantu mengelaborasi impian.

Maunya obrolan tentang menggali impian ini berlanjut teratur, dan menular ke Zifa nantinya. Moga ke depannya saya bisa konsisten agar anak-anak kaya dengan gagasan dan menemukan passion-nya. Kelak juga saya perlu menyiapkan Tour de Talent untuk mereka berdua, tapi tentu saja bunda yang minus ilmu ini perlu belajar lebih lanjut.
Tulisan ini disertakan dalam project #ODOPfor99days #day12

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga