Kasih Orangtua : Memberi Kabar Menyenangkan

Beberapa tahun yang lalu, saat saya belum menikah dan masih tinggal di kost-an yang nyaman di Benhil, mama menghubungi saya via telpon. Saat itu biaya telpon masih begitu mahal sehingga jika mau menelpon dengan durasi agak lama biasanya menunggu pukul 11 malam terlebih dahulu.
Malam itu cerita mama sungguh mengguncangkan saya. Mama menceritakan kalau mama dibentak-bentak seseorang. Ini panjang sih ceritanya dan tak elok ditulis disini, singkatnya ada anak muda yang lagi emosian lalu marah-marah ke mama untuk hal sepele. Pemuda yang pemarah tersebut segera minta maaf keesokan harinya, dan sejak itu baik sekali pada kami.
Tapi yang jadi pikiran saya adalah, kenapa mama tidak megabari saya ketika beliau sedang gelisah. Namun memilih menceritakan saat segalanya sudah reda.

Lain kali mama menelpon untuk mengabarkan kalau papa kemaren sakit, tapi sekarang sudah pulih.
Loh..
Kapan papa sakitnya, mama tidak cerita.
Bagaimana kondisi papa, mama juga tidak mau membahas.
Demikian juga dengan papa, hanya mengabari jika mama sakit saat keadaan mama sudah membaik.
Terbalik dengan mama dan papa, saya menghamburkan semua gelisah ke pangkuan mereka seketika itu juga.
Saat di kampus kehilangan dompet, serta merta telpon mama dan mama bergegas menghampiri menghibur dan memnyemangati.
Saat urusan skripsi membuat mumet, saya mencari kedamaian di pelukan orang tua.

Demikianlah kasih sayang orang tua. Semoga Allah menyayangi mereka seperti kasih sayang mereka selalu kepada saya.

Tulisan ini adalah bagian dari project  #ODOPfor99days #day4

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga