Kaya Nyali



Masih lanjutan soalan anak-anak yang suka bertanya aneh-aneh di luar dugaan. Jadi kepikiran kalau sebenarnya buat bisa bertanya itu butuh keberanian besar. 
Balita aja, kalau mau bertanya sesimpel "apa itu?" aja, hanyalah bisa dilontarkan pada orang tua atau kakak adik dan kerabat yang satu rumah. Rada jarang menemukan bayi yang langsung bisa akrab dan tetiba nanya dengan ceriwis ke orang baru. 

Pun ketika bayi menemukan hal-hal yang mencengangkan baginya dan penasaran, ia akan bertanya ke orang terdekat. Karena ada jaminan kenyamanan. Bahwa orang terdekat akan memberinya jawaban yang memuaskan. 
Bayi aja bertanya 'apa itu?' bisa berkali-kali khan ya, dan orang tuanya akan menjawab dengan sabar di setiap kalinya. Padahal pertanyaan dan jawabannya itu-itu juga. Tapi ada keberanian bertanya dan ada kenyamanan, serta ditutup dengan adanya kepuasan akan rasa ingin tahu yang terpenuhi. 

Maka ketika beranjak remaja, keberanian bertanya seperti ini perlu dirawat. Anak-anak perlu berada dalam suasana kondusif bahwa rasa ingin tahunya adalah hal yang penting. Sekali anak-anak dibungkam untuk bertanya, maka ia akan menyembunyikan diri lebih jauh dari semestinya.

Saya teringat ketika di masa kecil bertanya tentang apa itu haid dan nifas pada mama. Waktu itu saya selintas membaca di sebuah buki, yang sayang tidak punya penjelasan utuh. Saya di masa balita, tidak pernah mendapat jawabannya, melainkan pandang tidak suka dan pengabaian dari mama. Kini sih saya maklum, karena di masa saya kecil, pendidikan seksual bukanlah hal yang umum. Obrolan orang tua dan anak, jauh dari pembahasan tentang hal-hal yang dirasa kurang elok atau tabu. 
Lalu saya mengambil kesimpulan bahwasanya topik demikian tidak bisa sama sekali diungkap di rumah kami. Terus akhirnya saya banyak diam, dan saya lalu berakhir dengan menyedihkan. Pada periode menstruasi pertama, saya duduk di kali seharian dengan penuh rasa ngeri. Saya berharap semua selesai tapi ternyata tidak, dan saya tidak mengerti. 
Ini jadi sebuah pembelajaran penting dalam hidup saya. Bahwa sepotong pandang atau sepatah kata bisa membungkam anak-anak selamanya. Hiks.. 

Sekarang, sebagai orang tua dari tiga perempuan ceriwis yang penuh tanya. Saya berulangkali mengingatkan diri sendiri, agar menjunjung tinggi segala pertanyaan anak. Setiap pertanyaan lahir dari rasa ingin tahu, yang membawa mereka pada tumbuhnya keberanian. Proses ini yang tidak boleh terhalang, terutama karena ketidaktahuan orang tua. 

Anak-anak yang berani bertanya tentang kenapa dedaunan bisa berbentuk oval, adalah anak yang kelak sanggup berdialektika. Juga mereka juga yang mengeluarkan hipotesis-hipotesis. Mereka berani mengajukan topik yang asing dna kemudian dibantai habis-habisan di hadapan para profesor. Semuanya berawal dari senyum orang tua, pada setiap pertanyaan aneh balitanya. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga