Kaya Cinta



Putri kedua saya, Ifa, lagu ikutan Kampung Ananda batch#2. Kampung Ananda adalah kegiatan yang digelar oleh Kampung Komunitas Ibu Profesional, khusus untuk putra putri member komunitas Ibu Profesional. Kali ini tengah berlangsung batch#2 dengan tema Baking & Cooking, setelah sebelumnya selesai batch#1 dengan tema STEM. Nah di Kampung Ananda ini anak-anak belajar masak dengan cara yang seru. 

Pekan ini giliran belajar dessert nih. Masalahnya Ifa engga suka alpukat atau mangga. Gimana ceritanya dua pekan berturut-turut masak yang engga Ifa sukai. 


Tantangan banget kan jadinya. Hahaha... 

Ifa juga langsung agak datar pas tahu pekan ini belajar masaknya, masih sesuatu yang bukan favorit. Ifa soalnya jika menyebut dessert bakal suka sesuatu yang berputar di cokelat atau es krim.. hahaha.. 

Jadi kebayang dong ya, kalau bikin buah lagi kali ini. 

Lalu saya bercerita tentang filosofi memasak. Bahwa setiap masakan yang keluar dari setiap dapur adalah hasil dari cinta. Cinta yang membuat ibu mengumpulkan bahan makanan terbaik. Jika ia memetik di halaman atau kebun, ia akan memeriksa hasil kebun terbaiknya. Atau jika ia berbelanja di pasar, ia akan meluangkan waktu untuk memilah dengan cermat. Entah itu ikan yang segar dengan daging yang masih kenyal dan mata cemerlang. Atau meneliti sawi yang segar dan hijau daunnya tanpa cela. Semua bahan masakan itu kemudian diperlakukan istimewa dan disiapkan dengan baik. Masing-masing dicuci dan disimpan di tempat penyimpanan dengan cermat pula. Ibu akan berusaha agar segala vitamin dan kandungan zat gizi di dalamnya tetap terjaga semaksimal yang ia bisa. 

Segitunya loh.. betapa keren usaha ibu-ibu menjaga bahan masakan yang terbaik. 

Itu baru bahannya doang. Belum lagi proses memasaknya. Ada masakan yang bisa dikerjakan gercep, akan tetapi ada pula yang perlu berjam-jam memasaknya. Ada yang perlu dua tiga bumbu saja, tapi ada yang perlu belasan jenis bumbu yang punya perlakuan berbeda pula. Ada bumbu yang digongseng dulu hingga wangi, lalu kemudian dihaluskan. Ada yang dirobek-robek agar mengeluarkan aroma maksimal. Dan juga ada yang perlu direndam air hangat terlebih dahulu. Kompleks, sungguh rumit nian terkadang. Ini belum bicara teknik memasaknya loh. Buanyaaaak jenisnya yang kadang susyah pake banget. Tapi di sinilah istimewanya chef di rumah. Segala masakan dikerjakan dengan hati yang dipenuhi rasa cinta. Ada senyum samar yang diam-diam mengembang tatkala masakan nyaris sempurna sesuai harapan. Semuanya itu demi menghadirkan makanan terbaik di rumah. 

Semuanya demi cinta. 

Panjang sudah saya bercerita. Saya tidak tahu sejauh apa Ifa akan memahami. Tapi lalu saya mengingatkannya pada udang. Udang adalah protein favorit di rumah kami, sehingga saya sering banget masak udang. Udang adalah makanan yang membuat wajah anak-anak auto senyum lebar saat menbuka tudung saji. Hanya saja, saya tidak bisa memakan udang karena alergi. 

Ifa tersentak saat saya mengingatkan itu. Bahwa masakan atau usaha yang kita lakukan tidak selalu untuk menyenangkan diri kita belaka. Namun jauh lebih dari itu, ada usaha yang ditujukan karena cinta pada keluarga. 

Ifa lalu bekerja dengan semangat, menerjemahkan resep dengan teliti hingga menjadi dua gelas Creamy Mango Thai yang nikmat. 


Hari ini saya bahagia, seraya berdoa semoga sepanjang usianya, putri saya akan senantiasa kaya rasa cinta. 


Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga