Setelah Sebulan
Sudah genap sebulan berlalu kecelakaan mudik yang kami alami, serasa sudah lamaa sekali kejadiannya. Hari-hari yang berlalu berasa lamban karena saya menunggu.
Menunggu uda Yose pulih, mendengarkan progress kesembuhan kaki uda dan menunggu uda kembali ke Jakarta.
Menunggu Hari pulih total.
Menunggu mobil selesai diperbaiki.
Rasanya satu hari berjalan lamban sekali.
Saya rasa, ketika saya berhasil tegar dan bersemangat tiap hari, di dalamnya ada andil doa dan dukungan dari keluarga dan teman-teman. Soalnya saya pada dasarnya gampang menangis.. haha
Setidaknya sih nggak suka ngambek #eh
Setelah mengantarkan uda Yose ke ruang rawat dan kami pulang ke rumah, saya terpikir bahwa lebaran kali ini kami akan kehilangan kesempatan silaturrahim. Kita akan bolak-balik ke da Yose, dan saya tidak yakin bisa memasak dan siap-siap untuk lebaran. Saat saya masuk kembali ke kamar dinihari itu, saya sudah bersiap bahwa kali ini lebaran kita tidak akan sama.
Ternyata usai sholat subuh, tetangga sudah mengunjungi kami. Begitu seterusnya hingga hari-hari berikutnya. Saya kira tahun ini kita malah bertemu kerabat dan sahabat jauh lebih banyak dari lebaran sebelumnya. ketika seorang sahabat bertanya via wa apakah saya merasa trauma dengan kejadian kemaren.
Saya bisa nyatakan kalau saya baik-baik saja. Saya merasa dicintai.
Ini yang memulihkan trauma saat menghadapi musibah kemaren.
Pernah di suatu sore menjelang magrib, sekelebat cemas menghampiri saya. Sejurus kemudian seorang tamu datang. Tamu kita kali ini adalah tetangga yang juga lagi mudik. Beliau menyampaikan beberapa dalil menyangkut musibah. Saya jadi merasa malu karena membiarkan kecemasan mengajak saya melanglang ke angan-angan yang tidak-tidak.
Setelah sebulan, semoga uda yose segera pulih, semoga kami menggenggam erat pelajaran dari kejadian ini.
Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day102
#semesterkedua
Menunggu uda Yose pulih, mendengarkan progress kesembuhan kaki uda dan menunggu uda kembali ke Jakarta.
Menunggu Hari pulih total.
Menunggu mobil selesai diperbaiki.
Rasanya satu hari berjalan lamban sekali.
Saya rasa, ketika saya berhasil tegar dan bersemangat tiap hari, di dalamnya ada andil doa dan dukungan dari keluarga dan teman-teman. Soalnya saya pada dasarnya gampang menangis.. haha
Setidaknya sih nggak suka ngambek #eh
Setelah mengantarkan uda Yose ke ruang rawat dan kami pulang ke rumah, saya terpikir bahwa lebaran kali ini kami akan kehilangan kesempatan silaturrahim. Kita akan bolak-balik ke da Yose, dan saya tidak yakin bisa memasak dan siap-siap untuk lebaran. Saat saya masuk kembali ke kamar dinihari itu, saya sudah bersiap bahwa kali ini lebaran kita tidak akan sama.
Ternyata usai sholat subuh, tetangga sudah mengunjungi kami. Begitu seterusnya hingga hari-hari berikutnya. Saya kira tahun ini kita malah bertemu kerabat dan sahabat jauh lebih banyak dari lebaran sebelumnya. ketika seorang sahabat bertanya via wa apakah saya merasa trauma dengan kejadian kemaren.
Saya bisa nyatakan kalau saya baik-baik saja. Saya merasa dicintai.
Ini yang memulihkan trauma saat menghadapi musibah kemaren.
Pernah di suatu sore menjelang magrib, sekelebat cemas menghampiri saya. Sejurus kemudian seorang tamu datang. Tamu kita kali ini adalah tetangga yang juga lagi mudik. Beliau menyampaikan beberapa dalil menyangkut musibah. Saya jadi merasa malu karena membiarkan kecemasan mengajak saya melanglang ke angan-angan yang tidak-tidak.
Setelah sebulan, semoga uda yose segera pulih, semoga kami menggenggam erat pelajaran dari kejadian ini.
Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day102
#semesterkedua
Comments
Post a Comment