Ketahanan Pangan Dari Sebatang Kacang Panjang



Ketika masih tinggal di Baliak Parik, nyaris semua tanaman yang ada di sekitar rumah, ada di kategori edible. Tanaman yang tumbuh liar saja, merupakan tanaman yang bisa jadi bahan masakan. Bahkan jika berjalan di pematang sawah, ada semak tertentu yang bisa jadi partner sempurna bagi gulai ikan mas. Apabila jika terus berjalan arah ke hulu, kita akan berjumpa dengan keluarga pakis. Ia akan cocok sekali digulai dengan cabe rawit hijau. Lalu ada pucuk belukar tertentu yang bisa dikumpulkan dan jadi bahan rendang dedaunan. Ini masih di pinggiran hutan. Jika terus berjalan, akan banyak lagi vegetasi yang bisa masuk dalam wajan 😁

Ini baru yang tumbuh liar, belum sampai kita bahas ke yang sengaja ditanam. Di pinggiran kolam, Apa biasa menancapkan bambu panjang, yang jadi tempat merambat bagi keluarga kacang-kacangan. Akar kacang akan menjulur ke segenap penjuru pematang. Bagi kolam ikan, akar+akar akan memperkuat konstruksi pematang. Sehingga lebih kuat. Kelak jika hujan deras tiba, pematang tidak mudah roboh dan ikan di dalamnya jadi lebih aman. Simbiosis mutualisme, bagi kacang, pinggiran kolam adalah area kaya hara. Datang dari berbagai mineral dalam kolam ikan. Maka tak heran jika tanaman yang tumbuh di pinggir kolam akan subur daunnya dan berbuah lebat. Di dalam ladang sayur itu sendiri, berbagai sayuran bisa ditanam berbarengan. Misalnya tomat dan kacang buncis. Selang beberapa meter di kebun tomat, kita bisa menanam buncis. Terutama di sekitar tiang penyangga. Mereka akan tumbuh bersamaan, dan kelak akan bisa dipanen bersama. Aslinya sih tidak hanya ladang yang bisa ditanam. Lereng yang ada di antara areal persawahan juga bisa dimanfaatkan. Akan lebih baik lagi jika menggunakan sistem terasering. Pada sistem ini, tanaman ditanam secara horizontal. Sehingga tidak mudah tergerus hujan atau aliran air dari atas. Tapi di persawahan kami, saya menanam rumput gajah di lereng-lereng, untuk bekal makan keluarga kambing, yang makin hari makin bertambah banyak jua. Hingga lama kelamaan jadi sulit mengumpulkan rumput untuk mereka. 

Pada rentang periode kami tinggal di sana, literally kami hanya perlu membeli garam belaka.

Untuk protein, ada ikan sungai, ikan sawah, ayam, atau siput dan belut yang banyak ditemui di sawah. Kalau sayur mah tidak perlu dipertanyakan. Semua dedaunan hijau di luar sana, bisa berperan jadi sayuran. Kami cukup berkeliling sejenak sebelum memasak, lalu senampan sayuran segar sudah didapatkan. Sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri. Ketika badan lelah, lalu duduk berkumpul bersama keluarga, menyantap hidangan sehat dari pekarangan sendiri. 

Kenangan ini yang sering mengusik saya ketika sudah jauh dari kampung. Ketika berada di antara gedung-gedung tanpa ada sawah tempat menemukan sayuran liar. Saya lalu mulai berangan-angan. Kelak jika tidak balik pulang kampung, saya berharap menikah dengan seorang petani dari Sukabumi atau Bogor. Lalu saya diajak tinggal di kampung, dan kami akan mengelola perkebunan sayur di sana. 

Sayangnya takdir tidak membawa saya ke sana. Saya tetaplah berada di Jakarta. Dengan pasangan yang jenis pekerjaannya tidak akan membawanya keluar dari Jakarta. Seterusnya hingga pensiun kelak, akan berada di sini. 

Hiks..

Saya lantas mengucapkan selamat tinggal pada impian bangun pagi di antara kicau burung.

Tapi suami lalu membawakan sepotong suasana kampung ke rumah kami. Saya diberikan tempat untuk menanam cabe, sayuran, bumbu dapur dan berjenis bunga. Ia tidak menggugat apabila pagi hari saya menghilang dan menemukan saya berada di rooftop. Asik melihat burung gereja yang mematuki tanah di sekitar rumpun bawang merah. Kadang saya ditemukan dengan tangan penuh tanah, karena mengurus kompos atau bergembira karena genggaman tangan penuh dengan cabe merah keriting. 

Lalu tanpa disadari, kacang panjang yang kami tanam, di area yang terbatas ini, telah melebihi kebutuhan makan sehari-hari. 

Whoaa.. tetiba kepikiran. Saya baru menanam beberapa sayur saja. betapa keren jika saya menanam banyak jenis sayuran dan bisa merdeka sayuran. Tidak hanya jadi bisa makam sayur yang sehat karena ditanam secara organik, namun juga hemat belanja. Lalu betapa keren jika satu RT bisa saling barter sayuran. Apakah ini layak dijadikan sebuah impian?  


Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga