Ketika Bunga Tidak Lagi Seindah Dulu

Kala itu televisi di rumah kami masih hitam putih. Siarannya juga baru satu TVRI aja. Belum ada channel tv lain. Itupun aktifnya ngga sepanjang hari juga. Mungkin karena itu, setiap acara lalu menjadi berkesan. Terasa baru dan menarik. Yha, mungkin karena ngga ada pilihan. Terus juga terlalu banyak hal yang kami belum mengerti. Berhubung kami tinggal di desa nun jauh di punggung gunung, tentunya akses informasi tidak semudah yang tinggal di kota. Jadilah segala tayangan di tv terasa menakjubkan. Apalagi bagi kanak-kanak macam saya. 

Sore itu, tv menayangkan agenda festival bunga di Pasadena. Entah dimana kota Pasadena, saya tidak tahu saat itu. Layar tv menunjukkan orang-orang sedang parade. Dengan cara yang sangat luar biasa. Itu adalah parade bunga. Semua kendaraan dilapisi bunga aneka ragam. Demikian juga orang yang terlibat dalam parade itu. Semuanya mengenakan kostum bertema bunga. Saat itu, hanya hitam putih belaka di layar kaca, namun saya sanggup menambahkan warna di benak, dan imajinasi saya melayang jauh. Seakan menonton di pinggiran jalan, dan melambai dengan antusias pada rangkaian parade.
Indah, sungguh indah nian. 

Lalu waktu berlalu saat kemudian tv berwarna berhasil di buat. Setelah sebelumnya pernah beredar kaca film warna warni yang bisa ditempel di layar tv. Ini membuat tv jadi "berwarna"
Bagian atasnya akan senantiasa berwarna merah, berlapis kuning dan hijau.

Ketika tv berwarna hadir, parade bunga jadi makin mempesona. Saya lantas jatuh cinta pada bunga, ragam bentuk dan warna serta aroma yang berbeda-beda. Ini yang kemudian membuat saya suka menanam bunga.
Hingga sekarang, saya suka menanam berbagai jenis bunga. Ada kesenangan tersendiri saat daun baru muncul, lalu berkembang besar. Apalagi jika bunga menyeruak, rasanya kebahagiaan menyebar seketika di udara. Hanya saja, saya seringkali pengen menaruh bunga di dalam rumah. Rasanya menyegarkan jika menaruh beberapa pot tanaman di dapur. Juga meletakkan rak bunga di bordes. Seru khan kalau pas naik tangga, disambut oleh sapaan bunga yang elok rupanya. Juga ingin saya taruh di beberapa pojokan. Saya kira akan sangat menyegarkan, terutama jika menaruh tanaman yang memang terkenal sebagai penyerap oksidan dari udara. 

Akan tetapi tanaman punya kesukaan lain. Agaknya mereka lebih bahagia jika dibiarkan di rooftop seterusnya. Sebab begitu saya bawa ke dalam rumah, daunnya menjuntai dan menjadi tidak berseri. Sebagian menguning dengan cepat. Lalu saya putuskan bahwa tanaman saya semestinya tetap di luar rumah saja, menyerap air hujan dan menikmati angin sepuasnya. 

Tapi gimana dengan ruangan yang kosong tanpa keceriaan warna warni bunga, dan kesejukan dari hijaunya dedaunan. Rasanya begitu plain.
Tapi ya ngga dilematis amat sih, karena kami tahu ada banyak pilihan bunga artificial.. hahaha..

Kami lalu menjatuhkan pilihan ke Pasar Pagi Mangga Dua. Ketika kami turun ke lantai bawah, saya menahan diri sekuatnya. Sebab belasan toko menjual bunga artificial semua. Ada terlalu banyak pilihan. Segala jenis bunga hadir di sana. Sebagian audah dirangkai dan diletakkan dalam pot yang sesuai. Sebagian ditaruh begitu saja, menjadi hamparan bunga yang luas dan memanjakan mata.
Saya terpesona.
Bahkan andai engga jadi beli pun, saya udah puas bisa melihat-lihat bunga yang amat banyak itu.  Saya juga senang mondar mandir mengawasi pegawai toko mengatur bunga dalam pot. 

Setelah dua kali keliling memutari toko, kami menjatuhkan pilihan pada lima belas tangkai anggrek putih, yang dirangkai dalam pot tinggi besar. Terus satu lagi, merupakan rangkaian bunga nuansa biru. Yang tiap kuntumnya kami pilih sendiri. 
Kami lantas pulang dengan luapan rasa gembira.

Keesokan harinya kami sekali lagi berbelanja, di tempat yang berbeda, dengan tujuan lain lagi. Saat itulah mata saya terperangkap pada sebuah sudut yang menjual bunga. 
Saya melirik sekilas lalu berlalu. 

Saya kira kalau belum ke pasar pagi dan menyaksikan lautan bunga yang indah, saya akan berhenti sejenak di toko itu. Tapi kini saya sudah lihat yang spektakuler, hingga engga kaget lagi dengan segala yang ditemukan.
Saya kira bakal begini juga dengan asoek kehidupan lainnya. Bahwa semakin banyak kita tahu, semakin membungkuk kita pada luasnya pengetahuan. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga