Sampah untuk Tetangga

 Rumah kami di kampung memiliki halaman yang luas. Halaman samping dan halaman belakang ditanami pohon kakao dan beberapa pohon buah. Biasanya Tek Eda secara berkala akan mengatur seseorang untuk membersihkan sekitar rumah dan merapikan sampah-sampah dedaunan. Sesi bersih-bersih pekarangan ini biasanya satu bulan sekali atau kadang malah dua bulan sekali. Adik yang tinggal di rumah kami tidak banyak menghasilkan sampah sehari-hari. Praktis tumpukan sampah di halaman samping tidaklah banyak dan mayoritas sampah kami berupa dedaunan kering belaka.


Pada hari kedua mudik di kampung halaman, saya membuang sampah ke samping rumah. Olala kok ya banyak sekali tumpukan sampahnya. Penasaran, saya dekati sampah-sampah itu. Ini jenis sampahnya jelas bukan berasal dari rumah kami, karena ada sampah popok sekali pakai dan minuman kotak dan botol yang tidak pernah saya beli.


Ini berarti ada yang menitipkan sampahnya pada kami.

Well... ya tinggal diselesaikan aja kan yah.


Sederhana saja, saya cukup mengambil korek api, kemudian mengumpulkan induak unggun berupa kayu-kayu kering dan batok kelapa. Di rumah saya di kampung, saat ini sampah memang masih dikelola dengan membakar sampah.

Tentang ini sebenarnya mama mengeluh, soalnya di Jakarta mama telah mengatur semua sampah menjadi kompos, ini malah di kampung kita tidak bisa menerapkan sistem kompos.


Api unggun menyala membakar semua sampah seketika. Melalap habis semua sampah yang tidak pengen saya lihat. Atya dan Ifa yang belum pernah melihat sampah yang terbakar ikut mendorong sampah yang berserakan dengan bantuan tongkat kayu.

Keduanya terkesima melihat api yang besar.


Tidak berapa lama, semua sampah musnah terbakar dan abu sisa bakaran saya tumpuk untuk nanti disebar di pokok anakan durian dan mangga. Bekas pembakaran ini kelak akan kita jadikan lahan tanam sayur aja.


Saya hanya bekerja satu jam saja. Seketika halaman samping sudah rapi..Demikian cepat sampah ini hilang dari mata.

Namun ada jenis sampah yang kalau kita sodorkan ke orang lain akan merusak lebih dalam dan lama hilangnya. Kata-kata dan tindakan yang buruk pada tetangga, atau dalam artian luas pada semua orang, sesungguhnya jauh lebih merusak.

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga