Operasi Reposisi Mata Ifa

Bulan November silam, Ifa sudah menjalani operasi mata dengan hasil yang baik. Namun sayang pada pemulihan minggu ketiga, Ifa refleks mengucek mata kanannya..
Huwwwaaa....
Saya seketika menjerit kaget. 

Fakta bahwa lensa implan untuk mata kanan Ifa telah bergeser, membuat saya dan suami sangat berduka. Dokter Michael selama beberapa waktu masih menunda tindakan karena sejauh ini mata Ifa berkembang pesat meski dengan kondisi lensa demikian. Selama itu juga kami mengamati Ifa dengan cemas. Hingga akhirnya sampai pada kondisi mata Ifa mengalami peradangan dan perkembangan mata kanan pun berhenti.
Jika dibiarkan, mata kiri bisa terus mengalami kemajuan sementara kanan stop seperti sekarang. Ifa mulai mendekat pada kemungkinan mata juling. 

Saya langsung merasa terhimpit benda berat. 
Keputusan operasi kedua harus segera diambil.

Operasi reposisi ini sesungguhnya tidak 100% aman, tetap ada resiko seperti halnya operasi pertama..hiks..
Dokter sebenarnya sudah menjelaskan detil sekali segala akibat sampingan yang tidak diinginkan dari operasi ini. Namun saya memilih mengingat semua info tersebut sebagai pengetahuan dan kemudian mendorongnya jauh-jauh ke pojok ingatan. Sebagai emak mellow rasanya kok nggak sanggup membayangkan berbagai kemungkinan buruk yang terjadi pada Ifa.

Setelah beberapa kali konsultasi termasuk juga mendapatkan second opinion, Ifa kembali mengalami operasi reposisi lensa mata pada hari Jumat pagi tanggal 29 April 2016.

Alhamdulillah.. Ifa bersikap riang saat menuju ke rumah sakit. Juga baik-baik saja saat mulai ada pemeriksaan dokter spesialis anak. Sempat rewel sih saat suster memasang infus. Namun kembali bersemangat saat malam hari nya kak Atya mengunjungi ke rumah sakit.
Menjelang operasi dimulai, bagian sulitnya adalah membuat Ifa lupa pada susu uht. Susah untuk bilang ke Ifa kalau Ifa perlu puasa dulu. Untunglah Ifa mendapatkan giliran operasi pertama, jadi tidak perlu lama-lama manyunnya.

 


Semuanya persis seperti sebelumnya, Setelah penjelasan dokter Michael secara detil kepada saya dan suami, saya menggandeng Ifa masuk ke ruang operasi, kami lalu bertemu dengan dokter anestesi untuk mendengarkan beberapa penjelasan. Saya menggendong Ifa ke meja operasi dan menemani ifa hingga tertidur, kemudian bertemu dokter Michael kembali.
Dr. Michael bilang "Saya akan berusaha mengerjakan operasinya, tapi Ifa juga sangat membutuhkan doa ibu selama operasi ini berlangsung."
*nangis dulu di balik pintu ruang operasi.

Seperti sebelumnya, saya berjalan linglung keluar mendapatkan suami, lalu kami keluar untuk duduk di ruang.

Perkiraaan operasi Ifa adalah 45 menit, namun rasanya berpuluh jam lamanya. saat perawat muncul untuk memanggil kami, kami langsung bergegas masuk.

Alhamdulillah, operasi Ifa berjalan lancar. 

Dokter Michael memberikan beberapa instruksi dan mempersilahkan kami masuk menemani Ifa.
Dan disanalah Ifa, terbaring dengan selang oksigen, pulas sekali tidurnya. Namun saya tahu bahwa beberapa menit lagi kami segera mendapati putri cantik kami menangis. saya dan suami lalu berdiri di samping temapt tidur sambil menggenggam tangan Ifa. 

Menunggu.
Ini adalah masa menunggu yang semoga tidak akan pernah terulang lagi.

Akhir cerita..  


Ifa kembali ke ruang perawatan setelah lelah menangis. Kemudian setealh sampai di kamar, Ifa tertidur hingga siang.
Hanya Atya dan kado kecil Atya yang sanggup menghibur Ifa. Kelak saat Ifa lelah dengan pelindung mata, dengan tetes mata rutin setiap 2 jam sekali, dengan larangan main air dan melompat, kakak Atya pula yang menghibur dan berdoa untuk Ifa.
 

#latepost

Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day56

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga