Catatan Umroh (1)

Sejak masa remaja, impian ke baitullah sudah demikian besar, namun bagi anak petani yang kesulitan memenuhi keperluan hidup sehari-hari, impian tersebut sungguh teramat jauh. Gak kebayang bagaimana caranya kelak bisa sampai ke tanah suci. 

Namun impian ini mulai terwujud, sejak suami mendaftarkan kami ke biro umroh.. Alhamdulillah..

Suami mendaftarkan kami berdua, orangtua, dan adik ipar agar bisa berangkat barengan. Udah kebayang serunya umroh bersama keluarga besar.

Saat tanggal keberangkatan mendekat, kami dihadapkan pada fakta bahwa Ifa dengan keterbatasan matanya tidak mungkin ditinggal kedua orang tua bersamaan. Setelah diskusi yang lumayan panjang, suami memutuskan bahwa kami berdua berangkat terpisah. Gak gampang memutuskan ini tapi ada beberapa pertimbangan kami berdua yang akhirnya lebih cenderung untuk split berangkatnya. 

Tapi siapa yang bersama siapa?

Diputuskan suami bersama seluruh keluarga besar dan saya berangkat duluan sendirian..

Apakah saya takut: enggak juga sih.. Siapa yang bakalan cemas jika berangkat dengan ridho suami, dan kami berdua selalu berdoa semoga saya baik-baik saja di perjalanan nanti. Mama sih tidak perlu ditanya khawatir atau tidak nya. Mama sudah terlalu banyak melihat petualangan saya dan tidak akan pernah cemas sedikitpun ke manapun saya pergi..hihi...

Trus apakah suami cemas, saya pikir yah dengan kondisi suami yang sudah banyak mendengar kisah masa lalu saya, beliau akan percaya sepenuh hati, tapi ternyata enggak loh. .
Saat iseng tanya…
“Apakah uda cemas jika bunda berangkat umroh sendiri.”
“Iya.”
Saya menoleh, tersentak.
Suami sudah paham sekali kelakuan saya yang suka berpetualang kemana-mana. Tapi baguslah ya kalau masih dikhawatirkan suami.. hihi..
“Cemas pasti ada, tapi Insya Allah Bunda akan baik-baik aja.” lanjutnya.
Kelak terbukti doa suami terkabul, saya baik-baik aja. Well.. kalau bisa dibilang, saya sungguh beruntung memiliki catatan perjalanan yang sangat seru.

Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day65

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga