Bolehkan Bunda Berangkat Umroh? (Catatan Umroh bag.2)

Salah satu bagian sulit dari keberangkatan umroh adalah meminta kerelaan Ifa.

Kalau Atya sih sudah paham dan siap kalau kalau ditinggal bunda selama 9 hari. Namun tidak demikian dengan Ifa, Ifa selalu menangis saat saya menceritakan sedikit-sedikit tentang umroh ini. Yang akhirnya kita jadi pindah ngobrolin hal lain dulu. 
Ketika saya mulai beberes baju ke koper, Ifa manggut-manggut aja sih, tapii...

“Bunda boleh berangkat umroh asalkan tidak bawa baju, bunda segera pulang kalau udah sore ya."
Saya hanya memeluk kepalanya dengan sayang.



Beberapa jam kemudian..
“ Bunda boleh berangkat umroh, boleh bawa baju juga, tapi bunda jangan khawatir karena Ifa akan segera susul bunda.” 
Lah.. kalau begini malah bunda yang risau Nak.. :)

Namun saat sudah mendekati bandara, Ifa meralat segalanya dengan bilang. 
“Silahkan Bunda berangkat umroh, Ifa akan menunggu Bunda, Ifa nggak akan menangis sedikitpun asalkan bunda mendoakan Ifa 3 kali agar Ifa sehat.” 

Duhai putri tersayang, tanpa diminta pun bunda selalu mendoakan Ifa. Saat ifa beranjak pergi mninggalkan saya di Blue Sky Lounge, Ifa dadah-dadah penuh senyum, tidak ada genangan air mata di mata Ifa. 
Tapi ada pada mata bunda. 

Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day66

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga