Ujian Sesuai Keadaan

Berhubung saya adalah emak-emak yang gampang menangis, jika menghadapi ujian keadaan yang tidak menyenangkan, saya memilih untuk mengabaikan perasaan. Ketika Ifa didiagnosa menderita katarak bawaan, saya punya dua pilihan, menangis di depan dokternya atau menanyakan apa yang bisa kami lakukan dalam pengobatan Ifa.
Saya memilih yang kedua.

Menjelang operasi pengangkatan lensa mata Ifa, saya menyibukkan diri bersama Ifa. Mengurus persiapan operasi dan menyiapkan kondisi mental Ifa agar tenang mengikuti proses pengobatan ini.
Saya juga menghindar dari keluarga besar dan teman, tugas mengabari keluarga saya titipkan pada suami dan mama. Saya melakukan ini agar bisa menjaga kewarasan. Saya sudah rapuh dengan kondisi ini, satu tangisan saja sudah cukup membuat saya tumbang. Jadi ketika salah satu tante bertangis-tangisan bersama mama, saya memilih kabur jauh-jauh.
Saya memang lemah dalam urusan perasaan.

Suami sih udah paham banget dengan saya, soalnya kadang di jalan ke kantor, saya tiba-tiba terisak.
"Kenapa Bun?"
"Ingat almarhum papa." trus lanjut nangis.
Dan banyak lagi kejadian lain yang saya tiba-tiba aja mewek. Drama abis yah..

Masalahnya.. kali ini, saya mesti menguatkan Ifa. Bagaimana balita ini bisa tenang kalau emaknya udah histeris duluan. Demikianlah 10 bulan berlalu sejak saya dan suami menerima kondisi mata Ifa. 10 bulan berlalu dengan berjuang agar tidak banyak melibatkan perasaan alias nangis-nangis sedih.
Well... ngakunya sih nggak banyak perasaan tapi postingan tentang operasi Ifa mah segambreng di fb dan blog... haha..

Pagi ini, suami posting foto Ifa di path.
Caption-nya membuat saya meninjau ulang kenangan pada operasi Ifa. Membuat saya menyadari makna dari ujian Allah ini dengan tenang.

Janji Allah terlihat nyata, Allah hanya memberi ujian sesuai kemampuan hamba-Nya.
Allah memberikan ujian kepada Ifa, sebuah ujian yang membutuhkan kesabaran balita, dan keteguhan hati dalam menjalani semua proses pengobatan.
Allah memberikan ujian ini, karena Ifa bisa tegar dan sabar menjalaninya.

Yuk kita lihat apa saja yang Ifa sudah jalani. Sejauh ini Ifa sudah menjalani puluhan kali kunjungan ke Jakarta Timur Eye Center, dua kali operasi mata, ratusan kali tetes mata, yang sebagian tetesnya tidak menyenangkan. Ifa juga pernah dua bulan dilarang melompat dan menunduk. Kemudian mata Ifa sudah 10 bualn tidak pernah kena air utnuk menghindari inefksi.
Dan kini, Ifa memakai kacamata plus 3 dan minus 1.5... entah sampai kapan.
Butuh keteguhan hati dan jiwa yang lapang untuk menjalani semuanya tanpa rewel.

Ifa sanggup menjalaninya tanpa kehilangan kebahagiaan karena sifat Ifa yang strong will . Tidak mudah mengabarkan sutu hal ke Ifa dan menjelasakan sesuatu pada Ifa. Saya akan mendapatkan feedback sejumlah pertanyaan dari Ifa.
Tapi, ketika Ifa sudah memegang satu pemahaman, Ifa akan memegangnya erat tanpa ada keluhan. Begitu Ifa paham ada rangkaian pengobatan yang diperlukan untuk kebaikan mata Ifa, Ifa menjalaninya dengan riang.

Nah. trus gimana dengan ujian kecelakaan mudik kemaren?
Sejauh ini saya masih belum sanggup meninjau ulang :(
Mungkin sepuluh bulan ke depan, saya bisa melihatnya dengan kacamata berbeda.

Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day115

Comments

Popular posts from this blog

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Buka Puasa Part 2 di Komala Hadi, Bersama Sanggar Tari Syofyani

life is never flat