Pizza Warna Warni Buatan Mama

Ada suatu masa di periode kanak-kanak saya, saat keluarga kami menanggung ujian. Ujian di mana makan nasi adalah sebuah kemewahan. Saya tidak ingat bagaimana persisnya kondisi kami saat itu, mungkin karena memang sedang susah, atau mama masih menanggung banyak amanah, entah seperti apa, tapi demikian mahalnya sebuah makan malam lengkap kala itu.
Iya, saya masing mengingat jelas, bahwa ada kadang ada hari dimana satu kali makan dalam sehari yang nasi-nya diganti dengan singkong.

Mengenang masa silam ini selalu saja membuat saya dibanjiri perasaan yang tumpang tindih.

  1. Bahagia. Kok bisa sih bahagia makan singkong? Saya bahagia karena singkong tersebut muncul di piring kami dalam bentuk pizza beraneka warna. Sehingga saya selalu melihat piring singkong berwujud segitiga semacam pizza tersebut dengan senang hati. Tentu saja saat itu, pizza hanya bisa kami lihat di tv tanpa berani membayangkan rasanya. Mama adalah chef handal yang menyulap singkong itu menjadi makanan menakjubkan. Terlebih dahulu, mama akan memarut singkong, kemudian mencampurnya dengan kelap parut, sedikit gula, serta secuil garam. Adonan singkong itu dibagi beberapa bagian kemudian diberi pewarna makanan yang berbeda. Mama kemudian meratakannya di piring dan mengukusnya. Ini adalah singkong dengan sensasi pizza. Bagaimana bisa saya tidak bahagia?
  2. Sedih tak tertahankan. Saat makan, saya dan kakak lebih sering makan berdua saja. Mama akan berdalih akan makan nanti setelah beberapa pekerjaan lainnya tuntas. Baru belakangan saya paham bahwa mama sengaja tidak makan agar kami bisa makan lebih banyak. Mengingatnya membuat hati saya teriris karena pengorbanan mama yang sedemikian rupa. Bagaimana bisa saya tidak sedih berkepanjangan?
  3. Optimis. Papa dan mama tidak sekalipun putus asa, namun menjalani hari-hari dengan tenang. Allah memberikan jaminan kepada kita. Bagaimana bisa saya tidak optimis menghadapi hidup saya sekarang ini.
  4. Bersyukur. Hari ini, memandang mama, mengenang almarhum papa, melihat dua balita kecil berlarian. Saya bersyukur, terlahir di tengah keluarga penuh rasa cinta, kami telah mengarungi berbagai hal bersama-sama. bagaimana bisa saya tidak bersyukur hari ini


Postingan ini disertakan pada project#ODOPfor99days #day43

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga