Belajar Bersama, Nyamuk dan TV Series Dynasty

Saat saya berusia 5 tahun, mama dipromosikan menjadi kepala sekolah di sebuah desa sunyi senyap. Dinamakan sunyi karena ya emang sepi, gimana nggak sepi karena tv hanya ada di dua rumah, bahkan listrik aja yang nggak lewat di kampung kami.

Ini saya gak inget gimana awalnya, tapi banyak aja kakak-kakak yang belajar bersama mama di rumah kami, ini beda dengan belajar privat ala sekarang yah..
Waktu itu mama mengajar ekstra tanpa dibayar, udah gitu anak didiknya nginep bareng di rumah. Biasanya mereka belajar dengan tekun sekali, ga ada yang melirik smartphone, sungguh heibat. Urusan belajar bersama ini menjadi semakin serius menjelang ujian kenaikan kelas, dan menjadi kasak kusuk menjelang EBTANAS.


Tapi, seringnya, setekun apapun belajarnya, kakak-kakak ini mengakhiri belajar malamnya dengan nonton film 'Dynasty' Saya gak inget sama sekali ini tv series ini ceritanya tentang apa. Tapi kalau ga salah, settingnya di rumah megah gitu dengan pilar-pilar yang tinggi. Dan kenapa anak SD seperti para kakak ini nonton film ini, ya mungkin karena ga ada pilihan acara lain.

Abis nonton, kegiatan kakak-kakak ini adalah memburu nyamuk!
Ini pun menjadi misteri tak terungkap. Entah kenapa waktu itu nyamuk kok ya gede-gede banget. Entah nyamuknya yang sedang masa pertumbuhan sehingga makannya banyak, atau para cicak pada mogok karena capek ngejar-ngejar nyamuk..
Entah..
Dan ngga inget juga apa waktu itu obat nyamuk belum masuk ke kampung kami? atau apa mungkin belum ditemukan?
Yang jelas dinding rumah kami penuh bekas tepukan nyamuk yg udah gemuk-gemuk kekenyangan.

Waktu itu asik asik aja meski rumah kami penuh anak-anak yang belajar. Semuanya tertib dan baik aja. Kakak-kakak yang belajar di rumah kami, tentunya berganti terus seiring bergantinya tahun ajaran. Tapi karena kami sudah tinggal bersama sekian hari, jadinya ikatan kekeluargaannya kuat. Bahkan hingga kini siswa mama ini tetap akrab dengan keluarga kami.

Mama mengenang, dulu saat mama belum menikah, jumlah anak sekolah yang menginap untuk belajar jauh lebih banyak lagi. Makin banyak yang nginap di sabtu malam. Mama bahagia sekali kalau sudah menceritakan kisah seperti ini.

Saat saya sudah masuk ke sekolah dasar, saya juga sering ngajak teman-teman untuk belajar bersama di rumah. Kali ini gak pake nonton telenovela dan pemburuan nyamuk. Kami bener-bener belajar dengan semangat sepanjang malam Hanya kadang makan jambu yang suka dibawain teman belajar, yang makannya diem-diem di kamar. Waktu itu kalau si teman yang bawa jambu ini abis marahan dan ngambek, lalu pengen baikan lagi, jumlah jambu yang dibawanya akan meningkat drastis.
Iya.. saya akui, harga diri saya seharga sekantung jambu.. heuheu..
Saking banyaknya, bisa sampai kekenyangan seharian makan jambu.

Ini yang ga saya temui lagi sekarang..
Mama beberapa kali ditanya wali murid gimana kalau setelah pensiun jadi guru privat aja, biar bisa menitipkan anak-anaknya belajar. Mama sih nolak karena mau istirahat dan mau lebih banyak tinggal bersama kami. Tapi dalam hati saya diam-diam sedih...
Belajar tambahan tidak lagi fun dan penuh rasa kekeluargaan, saya jadi kangen masa-masa belajar brsama kayak masa lalu, saya kangenin ngumpul-ngumpul barengnya loh ya, bukan film dynasty :)

Comments

Popular posts from this blog

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

life is never flat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga