Paket untuk Tetangga

 


"Pakeeeeeett!" 

Satu kata yang belakangan ini memantik rasa bahagia dadakan. Sebenarnya paket itu engga selalu dadakan juga. Karena paket yang diterima bisa jadi hasil belanja di pasar online. Yang tentunya sudah diperkirakan kedatangannya. Namun bagaimanapun prosesnya, kedatangan paket selalu membahagiakan.

Semasa saya kecil dulu, yang ditunggu adalah kedatangan Pak Pos dengan surat-surat dari jauh. Saya bahkan hafal dengan deru motor tuanya yang menggerung-gerung di tanjakan. Meski kadang Pak Pos juga membawa berita mengagetkan dengan lembaran telegramnya. Tapi lebih sering ia datang dengan kabar gembira. 

Nah kini zaman berganti, kabar telah berlarian kesana kemari dengan cepat. Orang-orang tidak lagi memerlukan Pak Pos demi menyampaikan sebuah kabar. Karena jangankan sepotong berita penting, bahkan sebuah artikel bisa dikirim dalam sepersekian detik. Luar biasa perkembangan teknologi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama ini. 

Kegembiraan akan kedatangan Pak Pos lalu digantikan oleh kurir paket. Ia akan berseru lantang di depan rumah.

"Pakeeeeeett!" 

Isinya bisa beragam sekali. Entah itu kiriman rendang dari kampung, atau hadiah buku dari sahabat. Bisa serangkaian skincare yang dibeli di toko online, atau baju baru. Sebagian besar isinya akan mengundang senyuman lebar. 

Masalahnya datang ketika kita terlanjur senyum, tapi ternyata paketnya bukan untuk kita. Melainkan milik tetangga sebelah rumah. Karena suara kurir serasa di depan pintu, mendadak geer aja kedatangan paket. Meskipun tidak belanja online, kali aja suami membelikan hadiah kejutan. Tapi olala, ternyata paketnya ditujukan bukan untuk kita.  Hihihi... Senyuman yang lebar mendadak hilang. 

Kiranya ini tidak hanya tentang paket. Kita sering punya ekspektasi tinggi, tapi pada akhirnya yang diimpikan tidak terwujud. Puk..puk.. tidak apa jika kecewa. Kelak rasa kecewa akan mengajarkan kita sesuatu. Tentunya apabila kecewa itu dikelola dengan cara yang tepat. Terusss gimana cara yang tepat itu. 

Entah.

Karena saya pun tengah belajar. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga