Kenangan Ramadan - Balimau


Saya lahir dan besar di Situjuah, sebuah daerah dimana ada tiga hari rayo. Pertama hari rayo balimau. Kedua hari rayo idul fitri dan yang ketiga adalah hari rayo haji. 

Hari raya yang pertama, adalah hari menjelang bulan Ramadan. Tradisi di kampung kami, setiap keluarga dan sahabat akan saling berkunjung dan saling bermaafan. Sehingga di tiap rumah akan menyediakan makanan seperti layaknya lebaran idul fitri. Ketika sanak saudara berkumpul, tentunya hidangan lengkap akan disediakan. Tak kurang pula kue-kue kering untuk menemani sesi ngobrol-ngobrol di ruang tamu.

Biasanya mama juga memasak rendang, sekalian untuk stok makanan di bulan puasa nanti.


Selain kunjungan silaturrahim ini, ada tradisi lain yang namanya poi balimau.

Secara harfiah:

Poi = pergi

Balimau = mandi keramas dengan menggunakan irisan daun pandan dan jeruk (limau)

Tujuannya adalah menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan. Prakteknya, ini menjadi ajang jalan-jalan ke sumber mata air,  air terjun, pantai, danau atau sungai. 

Biasanya orang berbondong-bondong datang dan tidak benar-benar mandi sih, kecuali anak-anak. Rata-rata hanya duduk-duduk melihat pemandangan dan keramaian belaka. Sembari jajan jagung bakar atau mie dalam gelas. 

Meskipun rutin dilaksanakan setiap tahun dan terdengar seru, nyatanya, saya tidak pernah mengalami poi balimau. Dengan kondisi keuangan keluarga kami yang harus berhemat di setiap saat. Pergi jalan-jalan adalah sebuah kemewahan. Apalagi saat mejelang bulan Ramadan. Lebih baik di rumah menunggu datangnya handai taulan sambil ngemil kacang tujin. 

Meskipun demikian mama akan membawa suasana balimau itu ke rumah, dengan menyiapkan irisan daun pandan, beberapa helai mawar dan jeruk limau yang direndam dalam mangkok besar. Ketika kami selesai mandi, kami akan mengusapkan air rendaman yang semerbak wangi itu ke kepala. 

Wangi pandan dan segarnya aroma jeruk segera membungkus kepala. Aroma yang bertahan hingga esok, dan esoknya lagi. Bahkan menetap di kenangan tanpa bisa pupus.

Bagi saya kenangan ramadan senantiasa diawali dengan aroma pandan dan jeruk. 


Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga