Hijrah 0 Sampah, Mengukuhkan Niat - Meneguhkan Langkah


Seperti pohon kacang menemukan tiang tempat merambat, kegiatan Hijrah 0 Sampah ini saya ibaratkan. Sebuah keniscayaan yang menemukan jalannya, serangkaian kegiatan sehari-hari yang menemukan landasannya. Hijrah 0 Sampah merupakan kegiatan menarik yang diinisiasi oleh Ibu Profesional Jakarta yang diikuti dengan antusias oleh banyak anggota komunitas Ibu Profesional.

Pertama-tama, saya adalah anak petani yang terbiasa merawat tanaman sehingga paham sekali dengan urgensi merawat alam, menjaga lingkungan dan menghadirkan lingkungan yang sehat.
Kedua, meskipun kami sekeluarga tinggal di griya mungil dengan halaman yang terbatas, namun dengan telaten kami membawa bebungaan dan aneka sayuran ke teras rumah. Halaman kecil pun menyediakan tak hanya bunga elok pelepas lelah, tapi juga sayuran segar bebas pestisida dan pupuk buatan. Perkara berkebun ini telah membawa kami pada kebiasaan komposting yang mengurangi hampir separuh sampah dapur. Biasanya semuanya masuk ke tempat sampah yang pada gilirannya nanti akan diangkut truk sampah menuju Bantar Gebang. Komposting memungkinkan kami mengurangi sampah sekaligus menghasilkan pupuk yang bagus kualitasnya.
Ketiga kegiatan mengelola sampah dan berkebun merupakan media belajar yang luar biasa bagi anak-anak. Boleh jadi mereka keliru memahami kata-kata namun anak tidak akan keliru meneladani tindakan orang tua. Wah ini jadi banyak sekali faktor pendorongnya yaa.. belum lagi jika menyebutkan bahwa suami sebagai bagian dari dinas lingkungan hidup DKI Jakarta akan mendukung segala niat go green dan gardening yang dilakukan di rumah.

Aksi lingkungan hidup di rumah merupakan kolaborasi luar biasa apik di rumah, termasuk mama yang semangat melakukan komposting dan merawat tanaman di rumah.

Penanganan sampah di rumah kami sdh separuh jalan. Sampah organik semacam kulit buah dan sisa potongan sayur sudah langsung menempati posisi di kotak kompos. Namun masih ada banyak jenis sampah lain yang perlu jadi bahan pemikiran dan dilibatkan dalam aksi berikutnya.

Maka perlu banget melakukan upgrade dari aksi selama ini.
Here we go...

  1. Mengurangi jumlah sampah masuk ke rumah dengan memakai wadah belanja saat ke pasar. 
  2. Memanfaatkan secara maksimal barang-barang yang ada di rumah. Semisal ketimbang membeli pot bunga yang baru kenapa tidak memanfaatkan kaleng biskuit yang sudah ada. 
  3. Berhubung komposting sudah menjadi kegiatan sehari-hari maka kedepan akan mengajak tetangga untuk mulai memilah sampah  dan melakukan komposting bersama-sama. 
Semua kegiatan ini dicatat mama dalam sebuah buku agenda yang merupakan catatan visi dan progress keluarga kami. 






Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga