Bertamu


"Kenapa ngak bawa Atya?"
Pertanyaan ini ditujukan pada iparku yang sedang bertamu.
Iparku menjawab, "Uni nggak akan membolehkan bawa anak-anak."
Penggalan cerita iparku sepulang main ke rumah temannya mengingatkanku pada kisah sedikit lama yang menghantarkan ke kisah yang sangat lama. Kisah lama yang membekas kuat dan mempengaruhi cerita hidup saya.
Sebuah masa lalu yang baru saya pahami kini, setelah memiliki dua putri.

Beberapa tahun lalu, tante dari pihak mama berkisah bahwa dulu semsa remaja, kerap merasa sedih karena papa tidak akan mengizinkannya membawa saya pergi bermain. Sebagai anak kecil berpipi bulat  dan berambut panjang, saya cukup menggemaskan untuk dibawa main kemana-mana, uhuk..
Heuheu..
Intinya sih tante sedih karena saya tidak bisa dibawa keluar rumah.
Saat itu saya tidak bisa berpendapat, bahkan diam-diam merasa ikut sedih karena saya jadi kehilangan kesempatan untuk nongkrong manis bareng tante   bersama tante.

Sejah memiliki Atya dan Ifa dan lalu menyadari pentingnya menanamkan adab dan menjaga kemuliaan anak, saya mendadak tersengat.
Papa hanya ingin menjaga kemuliaan saya.
Melindungi saya sementara saya belum memahami adab.

Maka kepada iparku tersayang, saya sampaikan bahwa kita melakukan sebaiknya untuk menjaga kemuliaan Atya dan Ifa.
Hingga kelak, saatnya anak-anak menjelajah dunia dengan bekal yang cukup.
Insya Allah

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga