KOMUNIKASI PRODUKTIF

Pasangan suami istri wajar punya pendapat yang berbeda, karena Frame of Reference dan Frame of experience berbeda. Duluuu banget, waktu menerima materi Komunikasi Produktif yang disampaikan pak Dodik bertahun-tahun yang lalu, saya menghela nafas panjang.

FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, buku bacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.
FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.

Saya dan suami rasanya kok ya bedanya jauh sekali. Saya dibesarkan dalam sunyi senyap pegunungan, keriuhan yang ada hanyalah kepak burung kala sore pulang ke sarang. Atau senandung burung hantu malam hari yang beku. Sementara suami dibesarkan di tengah suara debur ombak, waktu main kala kanak-kanak adalah menyelami lautan.

Kedua orang tua kita sama dermawan dan kepeduliannya, namun beliau punya pendekatan yang berbeda. Cara mendidik yang berbeda ini tentunya membuat saya dan suami memiliki cara pandang yang beda juga.

Beranjak besar, kita pun memilih teman-teman yang berbeda. Aktivitas pun semuanya bertolak belakang. Praktis kita tidak punya kesamaan pengalaman, plus referensi yang jauh berbeda pula..huhuhu... Yang sama dari kita berdua adalah visi kita memandang hidup. Kita sepakat dalam value utama dan sejalan menjalankan misi di dunia.
Saya merasa cukup dengan ini.
Tinggal bagaimana mensiasati FoR dan FoE yang tak akur tadi.

Kabar tak asik dari perbedaan kita adalah, kita berdua sama-sana keras kepala..hihihi. Uda bilang saya susah dibilangin, saya pun berpendapat sama, uda mah kekeuh gak mau berubah. Ini kalau diterusin bisa bikin bubar jalan.. huwaaa....

Bismillah..
Dari pengalaman kita selama ini poin kunci dari hubungan kita adalah fokus pada inti pembicaraan dan fokus pada solusi. Selama bertahun-tahun menikah, kita menjalani komunikasi begini. Alhamdulillah semua perbedaan tadi jadi samar. Buat apa lagi dibahas semua perbedaan kalau kita bisa bergandengan sambil ngobrol seru. Buat apa juga diingat latar belakang kalau tidak ada lagi kepentingan saya atau uda, melainkan semuanya sudah jadi tujuan kita bersama.

Terhadap anak-anak, kita punya peer besar. Saya dan suami saat ini tertatih menjalankan prinsip-prinsip dalam materi komunikasi produktif ini.
'The right time' untuk kita ngobrol bareng anak-anak adalah saat ayah pulang kantor.
Begitu ayah turun, anak-anak menyambut ayah, mengambilkan air minum lalu menunggu ayah istirahat sebentar. Ini bener-bener sebentar saja, karena Atya dan Ifa sudah berebutan ingin bercerita.
Sore ini, ayah dan anak-anak main game kata dulu sebelum me-review perjalanan hari ini.

Tidak ada yang luar biasa dari petualangan anak-anak hari ini.
Keseharian yang sama, bermain bersama bunda dan mendapatkan satu dua pemahaman baru. Tapi sore ini istimewa karena cinta yang berkumpul dan mencatatkan kenangan untuk anak-anak.

#komprod_T10H_day2_YesiDwiFitria_Jakarta
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga