kartu Pos #4 Antisipasi Cucian Kala Hujan

Jika di Turki sedang mengalami musim dingin, maka di Jakarta hujan tak henti menyiram bumi. Langit Turki bisa jadi cerah dengan matahari bersinar cemerlang namun udara terasa dingin menggigit. Sempurna sudah semua badan tertutup berlapis-lapis, itupun masih tetap mengigil merindukan udara tropis. 
Di Jakarta anak-anak menyambut riang setiap derai hujan yang turun. Bagi Atya dan Ifa kehujanan sepulang sekolah adalah kegembiraan tak bertepi. 
Tidak peduli jika tas dan sepatunya basah karena air hujan, atau genangan air yang sengaja dilompati dengan penuh semangat. Payung dan jas hujan tentu saja tidak pernah dibutuhkan.

Meskiipun saya percaya anak-anak bahagia dengan hujan, namun kesehatan mereka semestinya tetap terjaga. Maka kartu pos kali ini berupa flyer tentang hujan yang saya buat cepat dalam perjalanan ke Bursa.


Sejurus kemudian, voice call kami runtut berisi strategi Atya tentang menangani situasi hujan. Yang kemudian disambung dengan cerita nenek tentang Ifa yang mengamuk tadi pagi.
Wah ini sungguh berita yang tidak biasa!


Ifa sejauh ini oke dengan pola komunikasi yang baik..
Pikiran saya lantas sibuk mengira-ngira apakah hal membahayakan itu telah terjadi. Rasanya lama sekali menunggu mama selesai mengetik pesan.

Ternyata itu adalah kisah tentang Ifa yang jilbab putih bergaris hijaunya belum selesai dicuci, masih di tempat laundry. Saya memang mengatur agar semua cucian dibawa ke tempat laundry untuk menghindari keharusan menyetrika baju.
Karena mama pelupa dengan setrika yang panas, maka demi keamanan, mama sudah lama tidak pernah menyentuh setrika. 
Tapi kini ada tantangan, laundry langganan kami kebanjiran cucian dan hujan terus-menerus turun sehingga cucian tidak selesai tepat waktu. Ifa yang berkarakter maximizer tidak sanggup menerima. Situasi makin diperburuk karena saya luput mengabarkan mama tentang bahasa cinta Ifa. Seperti dugaan saya, Ifa hanya mengamuk jika tidak diberikan kesempatan berbicara. Sudahlah tidak didengar, keteraturan hidup selama ini mendadak buyar.
Lengkaplah sudah Ifa merasa situasinya buruk sekali.

Ifa tidak siap menerima perbendaan kondisi cucian saat ini. Ketika saya ada di rumah, anak-anak hanya tahu bahwa di pagi hari saya sudah menyiapkan baju seragam, legging dan kaus kaki kesukaan mereka di kasur. wangi dan terlipat rapi di atas kasur. Ifa the maximizer akan menikmati keteraturan dan kenyamanan pagi hari yang teratur. 
Namun kini situasinya jauh berbeda. 

Rapat darurat lalu digelar via voice call yang diawali dengan flyer yang dibuat bergegas.



Meskipun saya memimpin rapat, namun bintang dari rapat adalah Atya dan Ifa.
Ini adalah tentang tantangan yang mereka hadapi, tentang kebutuhan dan kenyamanan Atya dan Ifa. Maka kali ini saya hanya memberikan dua panduan dalam menentukan tindakan:
1. Utamakan keselamatan
2. Selalu buat rencana B

Atya yang berhati hangat dan bisa mengambil peran menjaga kestabilan rumah tangga lalu berdiskusi dengan Ifa yang selalu berpikir menyeluruh dan mengusahakan yang terbaik. 
Voice call demi voice call mengalir.
Ifa dengan antusias menyiapkan perencanaan strategis terkait cucian. 

Saya memandangi perkebunan zaitun yang dingin disaput salju tipis di luar, namun sejatinya hati menghangat.
Semoga kelak, di masa mereka dewasa, sebuah tantangan akan selalu dilihat sebagai hal menarik, seperti perkara cucian di musim hujan. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga