Stunning Holiday Day#2 - Makanan Halalan Thoyyiban (part 1)

Hari kedua dimulai dengan implementasi hobi memasak Atya. Anak-anak sudah lama memahami bahwa semua kegitana produktif di rumah memiliki finish line: Berbagi untuk orang lain. Maka memasak pun dipahami sebagai sebuah kegiatan menghasilkan makanan untuk orang lain. Ada muatan shodaqoh setiap kali kita memasak. Setelah beberapa lama menemani saya memasak, kini Atya sudah siap untuk duduk sendiri di dapur. Saya cukup duduk dari jauh sambil sesekali menjawab pertanyaan Atya.

Pagi ini Atya akan memasak risol untuk diberikan kepada abang ojek yang mangkal di depan rumah. Urusan yang simpel bagi saya dan mama, namun merupakan sebuah perjalanan yang penuh catatan bagi Atya.

Pertama, Atya mencari resep risol dulu di youtube. Atya menonton berbagai video tutorial membuat risol berbagai versi. Setelah menemukan resep yang tepat, Atya menyalin resepnya ke dalam buku catatan. Saya yang duduk menemani Atya bisa menarik nafas lega, Atya telah menerapkan sikap kritis dan skeptis pada sumber informasi. Resep masakan yang baik adalah yang bahannya halal dan sehat, setiap unsurnya memiliki timbangan yang presisi sehingga Atya bisa re-cook dengan baik dan juga prosesnya mudah diikuti Atya.
Oh ya, saya membiasakan Atya menulis ulang resep pada buku catatan sehingga setelah memasak Atya bisa menuliskan tambahan catatan pada resep.

Salah satu sesi yang disukai anak-anak adalah menimbang bahan makanan. Ada keseruan dalam mengukur bahan. Jika dulu anak-anak hanya iseng menaruh berbagai benda pada timbangan karena senang melihat jarumnya berputar-putar. Kini anak-anak lebih paham fungsinya dan belajar menimbang bahan dengan tepat.
Pelajaran berhitung selalu terselip dalam kegiatan menimbang bahan, tanpa disadari anak-anak kian cepat menjumlahkan bahan. 
Perjalanan memasak adalah proses menghasilkan makanan yang sehat, didasari dengan faktoir kebersihan, memilih bahan masakan yang baik dan eksekusi yang tepat. Atya pagi ini memerlukan sejumlah bahan dari teras rumah, bahan yang kita bisa pastikan bebas pestisida dan pupuk buatan.

Hal menarik pagi ini ketika Atya mampu mencari jalan keluar ketika satu bahan tidak ada. Makin runyam karena bunda tidak bisa kepasar berhubung hujan dan abang tukang sayur pun tak kunjung lewat.
Ini proses menarik.
Ada berbagai pilihan yang bisa diambil Atya. Atya bisa meminta saya ke pasar (yang sebenarnya bisa aja sih saya upayakan), atau menunda masakannya hingga bahannya ada atau menari bahan pengganti yang sesuai dengan resep.  Atya akhirnya memikirkan bahan substitusi yang ada di kulkas.

Pagi yang dingin namun penuh kesibukan di dapur.

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga