Resume Diskusi "Editing Naskah/Tulisan "

Diskusi mengenai Editing Naskah/Tulisan bersama Darma Eka Saputra, tanggal 8 November 2017 ini dilakukan di kelas Enrichment Bunda Sayang.

Pada diskusi ini, pembicara menyampaikan bahwa editor atau penyunting naskah, tugasnya adalah memastikan agar sebuah naskah layal dibaca.
Kriteria layak dibaca itu adalah:
1. Sesuai dengan kaidah EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) kalau dulu namanya EYD
2. Kalimat-kalimatnya efektif dan enak dibaca.

Wah ini tugas yang menantang menurut saya, narasumber pun mengakui bahwa editor harus teliti dan sabar. Tuh kan benar, tapi tentunya langsung semangat mengikuti diskusi, mengingat materi ini akan selalu diperlukan bagi fasilitator.

Di awal tanya jawab, pak Darma menanggapi pertanyaan: Apakah boleh mengedit tanpa persetujuan penulis bila Ada editan yg dpt mengubah tujuan tulisan?
Pak Darma menjawab bahwa biasanya kalau editan diusahakan tidak mengubah makna atau tujuan tulisan. Oleh karena itu, biasanya kalau untuk buku, editor akan berkomunikasi intens dengan penulisnya. Editor sebenarnya tidak hanya mengolah kalimat agar sesuai EBI (EYD), tapi juga agar naskah secara keseluruhan itu runut, nyambung, tidak bertele-tele.

Lalu apakah semua orang bisa jadi editor? Pak Darma menjelaskan semua orang bisa menjadi editor asalkan paham dan menguasai EBI. Dan juga todak harus bekerjasama dengan penerbit tertentu. Untuk pemula, bisa dengan apply ke penerbit indie terlebih dahulu dengan mengirimkan contoh tulisan, cv dan portofolio.
Pak Darma sendiri menceritakan awal mula menjadi editor karena senang membaca, menulis, sempat ikut kelas menulis di Masjid Salman ITB. Lalu kebetulan ada lowongan di surabaya untuk menjadi editor. Secara profesional beliau sudah menjalani profesi ini selama 2 tahun Tapi mulai menyunting naskah di tahun 2012 atau 2013. 

Lanjut ke cara menjadi editor. Cara memulai menjadi editor adalah dengan senang menulis, kemudian mulai menulis sesuai kaidah EBI, publikasikan, lalu "jual diri" ke penerbit-penerbit. Lalu bagaimana dengan tulisan di blog, pertanyaaan menarik berikutnya adalah tentang tulisan di blog apakah bisa menjadi bahan tulisan. Ternyata tulisan di blog juga bisa dipublikasikan, hanya pastikan tulisan di blog benar-benaroke. Tulisan di blog yang dianggap oke untuk dijadikan bahan "jualan" adalah yang memiliki kesesuaian judul dan isi, isi runut dan tidak bertele-tele. Sera sesuai EBI.

Penting juga untuk menentukan tulisan kita akan ditujukan untuk siapa. Jika target penerbit adalah profesional muda usia di atas 30, sedang senang-senangnya berkembang. Berarti bahasa kids jaman now (ini sama sekali ga sesuai kaidah EBI. Heheheh), ga cocok dipakai.
Di akhir diskusi, narasumebr mengingatkan bahwa ada 2 yang harus dimiliki editor yaitu KBBI edisi terbaru dan kamus thesaurus. berhati-hati dengan kata baku dan tidak baku. Misal, kita mengenal hembus, padahal yang benar adalah embus. Napas itu diembuskan, bukan dihembuskan. Editor juga perlu memperbanyak baca buku terbitan penerbit besar, karena editannya jauh lebih bagus dari pada penerbit kecil. Ini akan mengasah insting berbahasa kita.

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga