Menjadi yang Bermanfaat

Akhir pekan kemaren pada sebuah obrolan via telpon, mama bercerita tentang kegiatannya di kampung. Mama mengisahkan lomba yang diikuti oleh kampung kami. Salah satu bagian yang dibahas adalah tentang pengelolaan sampah. Pihak penilai memberikan apresiasi pada tata kelola sampah yang apik. Sehingga dari pusat nagari hingga rumah paling ujung di punggung gunung, tidak ditemukan sepotong sampah. Bahkan saat hari pasar digelar di balai (alun-alun), sampah tetap bisa dikelola dengan sangat baik. Tidak lebih dari satu jam setelah pasar usai, balai telah bersih kinclong. Bahkan sehelai daun kering pun tidak bisa ditemukan. Namun petugas dari provinsi tersebut menyayangkan belum adanya kegiatan komposting di kampung kami. Mereka menyarankan agar sampah dipilah dan kemudian sampah organik bisa diproses mandiri agar menjadi kompos. 


Mama saya, selain pernah menjadi pengurus PKK Kabupaten, juga aktif di lingkup kampung, sehingga beliau juga hadir saat ini. Dengan sigap mama dan pemuka nagari lainnya membentuk rencana pengolahan kompos.

Bagai air deras mengalir, semua rencana berjalan lancar. Dalam waktu singkat, sudah matang rencana dan prasarana pendukungnya. Pak wali nagari juga siap menyiapkan satu tempat sampah lagi untuk memudahkan pemilahan sampah. Mama juga segera membuat mol dari tape beras, untuk starter kompos kelak. Terselip juga cerita bahwa mama juga akan mengajarkan eco enzyme. Sebuah ilmu yang didapatkan di Ibu Profesional dan telah kami kerjakan sejak dulu di rumah.

Saya bahagia. Karena mama menemukan  aktivitas yang menyenangkan. Dan mama kembali menyalakan api passion-nya.


Bahagia yang kemudian berubah haru. Karena mama tiba-tiba bilang, "Yesi setiap hari meluangkan waktu untuk komunitas, artinya telah bermanfaat banyak. Belakangan ini mama telah berhenti menjadi orang bermanfaat. Sekarang, dari ilmu yang mama dapat dari Rumbel Berkebun Ibu Profesional Jakarta, mama ingin pula menjadi orang yang bermanfaat."


Meski saya tidak bisa melihat wajah mama saat itu, tapi saya yakin mata mama berbinar. Demikian juga sebaliknya. Mama tahu bahwa saya sangat bangga dengan mama. 

Saya berharap mama akan selalu sehat dan bergembira. Dan saya pun berharap kelak ketika usia tua menghampiri saya, saya akan punya kesempatan untuk terus menjadi orang yang banyak bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga