Ibu yang Jumawa vs. Ayah yang Bangga

Saya jumawa.
Saya merasa gampanglah urusan ASI untuk baby Ara yang akan lahir ini. Toh saya dulunya sudah khatam memberi ASI untuk kedua putri sebelumnya. Bisa dibilang nyaris tanpa hambatan, bahkan ketika saya harus tandem nursing baby Atya dan baby Ifa yang lahir berdekatan.
Dalam pikiran saya, tentunya tidak akan ada halangan ketika kini akan menyusui kembali.

Ketika baby Ara lahir, saya baru bisa IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dua jam sesudahnya karena saya menggigil hebat, lebih dari operasi sebelumnya. Kemudian baru bisa memberikan ASI tiga jam sesudahnya. Alhamdulillah ASI langsung keluar.
Dalam hati tercetus "Yeahhh.. berhasil!"
Saya kira bisa menyusui dengan bahagia sesudahnya.

Tapi tidak demikian kenyataannya.
Dimana-mana yang namanya jumawa selalu tidak berakhir baik..
huhuhu...

Pas menyusui di jam berikutnya, baby Ara menangis saat selesai minum susu. Terjadi lagi pada sesi menyusui berikutnya dan berikutnya. Saya terpikir bahwa jangan-jangan ini karena saya sudah kelewat pede tentang ASI.
Huwooo.. langsung istighfar.
Astaghfirullohaladziim..

Melihat bayi yang menangis setelah disusui rasanya jadi patah hati.
Untunglah suami segera mengambil peran, setiap kali baby Ara meengek setelah mengisap ASI beberapa jenak, ayah langsung meraih dan memelukmya di dekapan ayah yang hangat. Baby Ara akan langsung tenang dan tertidur pulas.
saya sendiri tenang karna ditemani saat menjalani kesulitan ini. dan tidak hanya itu, suami yang menjawab pertanyaan orang-oranng yang bertanya tentang ASI. Suami akan menjawab bahwa saya sudah bisa menyusui.
Perasaan tentram ini yang mengingatkan saya pada dua periode menyusui sebelumnya. Suami selalu bangga karena saya bisa menyusui sampai dua tahun, meski sibuk bekerja dan mesti tandem nursing. Ternyata tidak cukup dengan hanya pro ASI, tapi suami yang bangga dengan ASI. Karena rasa bangga akan membawa pada dukungan penuh.

Untuk baby Ara untunglah bisa puas minum ASI pada hari keempat. Ketika kami sudah sampai rumah dan saya sudah merasa lebih kuat pasca SC. Bahkan saya sempat menyimpan ASI di kulkas karena sayang ASI nya terbuang begitu saja.
 So..
Jumawa ngga jelas = NO
Suami yang mendukung = YES

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga