Misi Hidup Atya

Butuh waktu lama bagi saya untuk menemukan apa misi hidup saya di muak bumi. Andai tidak bertemu berbagai materi di Ibu Profesional maka saya kira saya masih mengalir tak tentu arah. Bahakn setelah belajar sekian lama, perlu waktu juga bagi saya untuk benar-benar meresapi misi hidup dan membuatnya selaras dengan suami.
Karena sejatinya misi pribadi, misi keluarga dan misi komunitas akan sejalan dengan indah.

Maka ketika Atya yang sedang menenggelamkan kepalanya ke majalah Bobo tiba-tiba mendongak dan memberikan pernyataan bahwa sudah menemukan misi hidup, saya terperangah. Seriusan ini?
Apa Atya paham apa makna misi hidup?
Apakah saya kebanyakan bicara tentang misi, tentang pencapaian dan kebermanfaatan sehingga Atya lalu sudah memahami banyak hal?

"Misi hidup Atya Nda, adalah meneruskan apa yang kita lakukan sehari-hari. Berkarya setiap hari dengan ide baru, memanfaatkan barang yang sudah ada dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat."

Mata Atya berbinar, mata saya sebaliknya digenangi air mata.

Kadang jika sesuatu sudah menjadi kebiasaan, saya merasa terlalu sederhana dan menjadi sesuatu yang semestinya .Kemudian akhirnya luput mengapresiasi. Atya mengingatkan bahwa kegiatan sehari-hari yang sudah bak robot sesungguhnya punya makna besar. Kita sudah memilah sampah, dan selalu melihat tiap benda dari berbagai sudut pandang. Bahkan satu potong stik es krim punya manfaat banyak dan imajinasi dengan sepotong stik itu bisa diterjemahkan dalam berbagai karya.

Ketika kita melihat sebuah kotak bekas biskuit renyah tergeletak di meja makan, kita lalu berimajinasi tentang karya keten yang bermanfaat, kemudian merencanakan teknik dan bahan pendukung, lalu berbagi tugas dan juga merencanakan bagaimana ini akan bermanfaat tidak hanya bagi kita saja.
Dengan cara ini kita tidak pernah lagi membuang wadah teh, susu bubuk, bungkus makanan bahkan kardus odol yang mungil pun sudah terbayang cara memanfaatkannya. Kita telah menjalaninya sejak bertahun-tahun lalu, sebagai sarana belajar dan main bareng.

Saya kira ini momentum yang baik untuk lebih serius lagi melihat kegiatan recycling ini. Atya telah menyebutkan tentang ide baru. Kiranya memang saya yang sudah menjadikannya begitu sederhana karena terbiasa. Padahal Bu Septi sudah mengingatkan bahwa tidak ada aksi yang sederhana, ketidakpedulian kita yang mengurangi maknanya.

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga