Proses Tawar Menawar yang hilang

 Beberapa barang di rumah mulai menghilang.
Sabun mandi dalam botol menghilang nyaris semuanya, minyak goreng tinggal sisa0sisa di dasar botolnya. Lemari berisi makanan anak-anak sudah terlihat lega. Saat saya mau mencuci, deterjen dalam kota sudah sempurna lenyap.
Jelas sudah kita perlu belanja.

Malam itu pun kita pergi ke tempat belanja barang sehari-hari. Ambil troli kemudian memasukan barang-barang yang diperlukan. Sebenarnya tidak butuh waktu lama, tinggal ambil barang yang biasa dibeli kemudia dibawa ke kasir. Sampai di kasir, satu per satu belanjaan discan. Kemudian saya tinggal membayar sejumlah total yang muncul di layar.
Belanja yang singakt dan mudah namun ada yang hilang.

Anak-anak tidak mengalami proses belanja yang melibatkan tawar menawar. Selama belanja tidak sekalipun anak-anak mendengar saya atau kasir menyebutkan nominal suatu barang. Sayangnya saya juga punya kebiasaan belanja gerak cepat, mengambil seperlunya lalu segera kabur. Hihihi.. rasanya kok nggak betah aja lama-lama belanja.

Sebenarnya saya malah lebih sering ke pasar Ciracas untuk belanja sayur dan lauk pauk. Hanya di sini pun tidak menyebutkan harga-harga. Pasar tradisional yang masih punya tradisi tawar menawar, tapi berhubung belanja di tempat langganan, saya hampir tidak pernah menawar.
Yang jualan sudah dengan sendirinya mengurangi harga tertentu.
Pernah saya iseng nawar, eh malah bude yang jualan jadi manyun.. hihi..

#Tantangan10hari
#Level6
#ILoveMath
#KuliahBunsayIIP
#Day8

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga