Nama untuk Atya Dan Zifa

Semenjak hamil putri pertama, saya sudah intip link pencarian nama bayi, dan saya sibuk membolak balik buku panduan nama bayi, tapi tetap tidak menemukan ide menarik.
Hingga saat menjelang kelahiran, saya masih belum mendapatkan nama untuk putri pertama ini. Saat saya diru,mah sakit, saya sering memikirkan nama Farah. Sungguh nggak ada kaitannya dengan nama chef hebat Farah Quinn meskipun saya suka memperhatikan acara masaknya di tv.
Saya hanya merasa nama Farah mewakili sosok feminim yang ceria dan baik.

Setelah melahirkan, saya segera 'declare' ke suami bahwa putri pertama ini mestilah dinamai Farah, yang disambut beliau dengan senang hati, karena nama Farah adalah singkatan namanya.
Saya segera tersadar, FaRah could be a simple form of Fadli Rahman. Gimana ayahnya nggak happy kalo begini. Okeh...bungkusssss..nama Farah fixed akan ada di akte kelahiran, tapi what the rest? karena kami sepakat nama anak baiknya terdiri dari tiga suku kata.

Adik ipar menyarankan nama yang cantik, Atya Tsaqiva, yang berarti si cerdas yang dermawan, saya menyukai kombinasi nama ini, maka jika digabung kedengaran asyik: Farah Atya Tsaqiva.
Mama merestui nama ini segera.
Sisanya.. hard to believe bahwa nama Farah ternyata diolok-olok, tapi bukankah pemberian nama ini hak prerogatif kami sebagai orang tua.
Maka biarkanlah kami memutuskan nama yang tepat seraya berharap putri kami akan menyandang nama ini dengan bangga.

Kami memutuskan nama panggilannya adalah Atya, meskipun kami menyadari bahwa secara formal, putri pertama ini akan sering dipanggil Farah. Misalnya di antrian imunisasi, saya sering tersadar sambil tersenyum saat nama Farah dipanggil petugas.

Saat kehamilan putri kedua, saya sudah jauh-jauh hari minta ijin seorang sahabat untuk menggunakan nama putrinya: Syahquita. Karena kedengaran cantik dan enak disebutkan : )
Kata pertama pengennya tidak jauh-jauh amat dari nama kakak, maka saya memikirikan nama Zifara, tentu saja fara stands for Fadli Rahman :)

Tinggal kata ketiga yang belum ada.

Maka...suatu sore yang berbadai, saat saya dan suami terjebak di perempatan pancoran yang macet, menyaksikan hujan amat deras dan petir menggelegar memenuhi langit, saya menanyakan ke suami,
jika kata pertama adalah Zifara dan kata kedua adalah Syahquita, maka apa kata ketiga?
Beliau menjawab sederhana : "Hanum."
Maka itulah kata ketiga. Selengkapnya menjadi Zifara Syahquita Hanum.

Kelak jika diberikan kesempatan memiliki putri/putra ketiga, namanya siapa ya....

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga