Baby Blues

Sebelum melahirkan, saya tidak terlalu percaya bahwa ada yang namanya baby blues. Saya berpendapat baby blues dirasakan karena ibu yang melahirkan kelelahan dan belum terbiasa dengan ritme kehidupan baru. Yah, kayaknya gitu deh..

Saat melahirkan putri pertama di kampung, saya ditinggal suami pada hari kedua..hiks..
Suami terpaksa kembali ke Jakarta meninggalkan saya, new baby dan mama di rumah sakit..terbaring kesepian.. eh engga gitu juga ding.
Seketika saya menjadi amat dekat dengan para perawat.
Yaa, sebelumnya dekat juga sih, karena adik-adik perawat ini rajin sekali menyapa.
Hanya sekarang saya menjadi amat menyadari keberadaan mereka. Saya menikmati momen kamar dibersihkan, saya menyukai ibu yang mengantar makanan ke kamar saya, saya suka mengamati perawat mondar mandir, sungguh saya mencintai semuanya.

Tapiiii saya kan ngga akan tinggal selamanya di rumah sakit..
Ada saat saya sudah diperbolehkan pulang.
Trus saya mulai terguncang, saya tidak ingin pulang menempati rumah besar kami yang sepi.
Saya tidak mau berpisah dengan perawat-perawat yang amat baik hati.
Saat saya pulang.. air mata tertahan.

Begitu berada di rumah, untungnya, banyak teman-teman kakak semata wayang saya yang sering nginap di rumah, beberapa diantaranya bahkan menetap. Untungnya, mereka sungguh pendamping sempurna. Sedikit tangisan Atya selalu membuat mereka menghambur ke depan kamar untuk memastikan saya dan Atya bisa mengatasinya.
Untungnya, semuanya rajin menanyakan apalagi yang saya perlukan.
Demikianlah...bulan pertama berlalu secepat kilat.

Pada saat melahirkan putri kedua, saya menangis tanpa bisa ditahan. Saya sedih sedemikian rupa.. saya merasa saya ngga becus mengurus anak-anak. Karena saya disini bersama mama, suami dan putri kedua, tapi meninggalkan putri pertama di rumah bersama pengasuh.
Suami tertidur memeluk bayi kami yang baru berusia beberapa jam, dan saya hanya inginkan memeluk Atya. Saya merindukan Atya, dan saya berharap bisa pulang ke rumah esok pagi.

Demikian kisah dua kelahiran saya, tentunya setiap ibu memiliki cerita berbeda mengenai baby blues ini, tapi memliki benang merah yang sama.
Ibu yang baru melahirkan perlu didampingi dengan penuh empati.

Comments

Popular posts from this blog

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

life is never flat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga