Berpikir Positif, Berkata Positif dan Bertindak Positif

Beberapa minggu yang lalu, saya mengikuti pelatihan dari kantor. Tapi di sela obrolan, trainernya, Bapak Isti, mengungkapkan tentang pentingnya mengembangkan pemikiran positif, perkataan positif dan tindakan positif. Beliau menerangkan betapa indahnya hidup jika kita mampu menerapkan tiga poin ini. Misalnya saat kita disalip mendadak oleh pengendara brutal, alih alih mengumpat, kita bisa berprasangka positif bahwa pengendara tersebut sedang diburu urusan darurat, otomatis kita ngga jadi mengeluarkan perkataan buruk, dan mungkin akan batal menyalip balik pengendara tersebut.

Saya sepakat.. sungguh sepakat.

Ini sejalan dengan ajaran agama tentang pentingnya husnudzon.
Sudah selayaknya kita selalu berpikir positif. Saat memikirkan hal-hal baik, tidak perlu menghitung keuntungan dari prasangka baik tadi. Lihat saja efek pada diri kita sendiri.
Saat kita curiga... mulai berpikiran macem-macem, otak kita sibuk memikirkan segala kemungkinan buruk.. dan eits.. seketika senyuman sudah berganti kerutan kesal di wajah. Padahal berburuk sangka tidak merusak orang yang jadi objek keburukan kita, sama sekali tidak. Kitalah yang terbebani dengan pikiran-pikiran sendiri. Orang-orang yang diburuksangkai mungkin baik-baik saja, menjalani hidupnya sebagaimana mestinya.

Sementara dengan berprasangka baik bisa aja kita balik mendapatkan cap bodoh atau gampang ditipu, tapi sejatinya ini urusan perasaan kita sendiri. Ini urusan memilih antara hidup tenang atau sibuk dengan prasangka negatif..

Silahkan memilih :)

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga