Momen Akad Nikah Kami

Saya senang menghadiri acara akad nikah, mengikuti prosesinya dengan khidmat meski ujung-ujungnya suka menangis terharu.Setelah saya bertemu calon suami yang pekerjaan weekend-nya adalah mc wedding (resepsi dan akad nikah), saya pernah di satu kesempatan memperhatikan beliau memimpin acara akad nikah, sungguh sangat touchy.  Saya kagum luar biasa dengan nuansa sakral yang berhasil dibangun. Meskipun berakhir dengan saya yang kabur keluar ruangan dan ngumpet di toilet karena saya menangis lebih kenceng dari hadirin yang lain.. Ups..

Acara akad nikah kami sendiri berlangsung beberapa minggu sesudahnya. Dengan penuh semangat saya sudah merancang sebuah prosesi sempurna tanpa cela, dengan calon suami yang terbiasa handle acara akad, maka tidak ada keraguan saya akan mendapatkan prosesi akad yang hebat.

Demikian.. waktu bergulir hingga mendekati acara pernikahan kami.
Dengan segera semua rencana jungkir balik, karena acaranya diadakan di kampung plus kami baru pulang beberapa hari sebelumnya, jelas kami tidak bisa prepare segala macam. Sudah tidak ada lagi keinginan muluk-muluk, yang penting akad nikah lancar.

Setelah subuh, ‘perias pengantin’ datang ke rumah saya dengan sosok lelaki gagah berambut panjang.
Katanya dengan akrab “Saya bukan perias pengantin dan saya belum pernah merias pengantin.”

Apaaaaa….trus saya mau diapain????
“Tapi saya adalah make up artist... dan saya pelukis…” 
Saya mendengarkan dengan gugup.
“Nah, wajahmu saya anggap sedang dilukis aja ya..”
*pengsan*
Well… beliau adalah kakak angkat yang amat dihormati suami, seniman yang amat baik yang dengan senyum menyanggupi permintaan sang adik meski diluar kebiasaannya.
Dan ternyata hasilnya luar biasa…

Tapi setelah dirias saya kebingungan karena tidak ada yang membantu memakaikan jilbab, hingga akhirnya para tante amatir membantu sebisanya.
Sang calon suami ternyata datang duluan di masjid, dan belum ada persiapan apapun, bahkan tidak ada meja untuk akad. Beliau beberapa kali menelpon yang semuanya saya abaikan karena sudah sangat panik.
Beberapa menit sesudahnya bergulir demikian cepat.
Saya berjalan terburu ke mesjid. Jangan tanya kenapa berjalan kaki engga pake mobil atau motor. Kemudian  meminta izin orangtua, menyaksikan prosesi ijab kabul dengan cemas. Dan selesai.  Berikutnya sudah mulai sesi foto-foto yang riuh.
Hanya demikian…

Tapi apakah saya menyukai momen akad nikah kami?

Iya, sangat...

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga