Lebaran di Tahun 2023



Lebaran tahun ini adalah lebaran yang saya tuh pengen ulang.. hihi. 
Tepatnya di hari kelima, overthinking melanda, lalu kepengeeeen banget agar lebaran bisa diulang. Khususnya hari kedua sampai hari kelima.
Serius ini.

Selain lebaran yang sepi di rumah saat covid, lebaran bagi keluarga kami selalu sama nuansanya.

Beberapa hari menjelang lebaran, kami akan mudik ke kampung halaman. Terus di jalan, saya dan mama akan sibuk berdiskusi tentang menu masakan dan segala strategi memasak. Strategi ini perlu dibahas mendetil, sebab biasanya kami sampai kampung sudah mepet banget. Tidak hanya menu utama, biasanya kami juga bahas menu yang tidak biasa hadir di saat lebaran. Semacam sesuatu yang segar dan mengejutkan bagi tamu yang lelah dengan hidangan khas lebaran. 

Tapi tahun ini berbeda. Dua hari sebelum lebaran, kami memutuskan engga mudik. Setelah sebelumnya masih sibuk mempertanyakan diri. Apakah mau mudik atau lebaran di Jakarta. Pada akhirnya, dengan segala pertimbangan, diputuskan untuk berlebaran di Jakarta saja.
Kabar baiknya, saya jadi engga ada yang nuntun soalan saya engga punya anak laki-laki. Yeayyyy.. 
Capek soalnya lama-lama. 
Lalu saya jadi khawatir entar malah jadi menjawab dengan tidak etis.
Tapi kalau engga dijawab, malah sebel.
Gimana dong.
Hiks. 

Ok, balik ke cerita lebaran. 
Selain biskuit kalengan lebihan dari ngasih hampers, ada dua stoples coklat pemberian teman. Terua juga ada banyak coklat dan kurma karena habis umroh. Selain itu ada  turkish delight. Tapi ya hanya itu saja. 
Tidak ada kue kering khas lebaran.
Bahan masakan sih udah ada. Saya sudah beli dua ekor ayam ukuran besar, seekor gurame, dua kilo daging dendeng, cumi dan udang, serta sayuran.
Rasanya kok ya kurang banget.

Suami dan anak pertama segera gercep membuat rencana. Oven tangkring dan segenap properti kue segera diturunkan. Lalu mereka berdua melesat dengan motor ke toko bahan kue. 
Hanya saja kami lupa.
Hari itu, sebagian umat muslim udah ada yang berlebaran. Jadinya semua toko bahan kue sudah tutup. 
Plan B. 
Keduanya bergerak ke grosiran barang harian dan pulang dengan bahan dasar kue bolu. Meliputi tepung terigu, telur, gula, margarin dan baking powder. Malam itu kami lalu membuat bolu jadul. 
Hilang sudah rencana membuat kastengel dan lidah kucing.

Lalu besoknya udah lebaran. 
Alhamdulillah.. 
Kami sholat di halaman parkir PT Guru, yang tidak begitu jauh dari rumah. 

Sehabis sholat dan menyimak khutbah, kami foto-foto dulu. 
Saya selalu suka jika sholat di lapangan luas di hari raya. Rasanya lebih kerasa vibe lebarannya.. haha.. plus mengingatkan pada suasana lebaran di kampung.

Lanjut, kami mengunjungi para tetua sampai sore. Lalu malamnya kedatangan tamu. Sampai besok di hari kedua, hari ketiga dan seterusnya. Tamu datang silih berganti tiada putusnya. Seringkali tiga batch tamu datang bersamaan. Meski tidak ada briefing sebelumya, kami sigap berbagi peran. Masing-masing kami mendampingi tamu yang berbeda. Dan selalu saling menyapa tamu lain di kelompok berbeda. Udah kayak kelompok diskusi aja.. hiks.. 
Soalnya, adakalanya tamu tidak bisa digabung jadi satu grup besar, karena beda kisah yang mau dibahas.. haha.. 
Overall seru aja semuanya. 
Semua tamu bisa diajak ngobrol, dan semuanya stay di rumah dalam waktu lama. Dan semuanya makan nasi dulu sebelum pulang. 
Overal, sama saja kayak di kampung. 
Suasana hangat, seru, semangat dan penuh tawa.

Masalahnya, ketika rumah mulai lengang, dan saya mengemasi stoples kosong di meja, saya merasa kurang. Ohiya, selama lebaran, banyak banget yang ngasih kuker dan biskuit. Seolah tahu aja kalau kami memang ga punya kue.. hiks. 
Saya menyadari kalau saya ngga punya stoples aesthetic.. hihi..
Terus saat beberes rak bumbu, ada lima jenis sirup marjan yang tidak sekalipun dilirik. Apalagi dituangkan ke gelas dan disuguhkan ke tamu.
Huwooo.. jadi kemaren tamu kami minum air putih aja dong.. 
hiks..

Lalu makin menjadi saat kami belanja ke Naga Swalayan dan ketemu minuman kaleng dalam krat. Lalu suami melontarkan pertanyaan kenapa kita ngga beli beberapa krat minuma kaleng buat tamu.

Huwaaaaa... saya pengen nangis. 
Bisa ngga duhai para tamu, main lagi yuk ke rumah yuk. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga