Sepiring Nasi Hangat di Tengah Badai

Angin kencang menerpa dinding rumah dinas yang asing terasa. Hujan yang datang bersama kesiur angin menambahkan rasa tidak nyaman di senja itu. Itu adalah hari pertama keluarga kami sampai di desa yang gelap gulita itu. Desa yang belum dialiri listrik dan jalanannya berbatu-batu kasar. Perjalanan karir membuat Mama mutasi ke desa ini sebagai kepala sekolah SD. Masalahnya kami sekeluarga telah terbiasa tinggal di rumah dinas yang terang benderang oleh cahaya bohlam lampu berwarna kuning. Serta ruang tengah yang ramai dengan suara tv yang menyiarkan Dunia Dalam Berita. Kami tidak siap untuk bermalam di desa zonder listrik yang jauh lebih dingin, karena memang desanya jauh berada di punggung gunung.

Di antara desau angin itulah, Apa bersusah payah menyalakan lampu petromaks yang berdebu sebab lama tidak dipakai. Rumah dinas kepsek itu, masih saja sempurna gulita meski magrib telah berlalu. 

Pada saat itulah uwo Radinas, tetangga di belakang rumah kami datang mengetuk pintu. Ia mengajak kami sekeluarga datang ke rumahnya untuk makan malam. Tentu saja itu adalah tawaran yang menghangatkan hati. Betapa di tengah dingin dan gelap, ada sambutan hangat yang menyentuh hingga hati. Dan terukir dalam kenangan. Betapa sepiring nasi hangat di tengah hati yang galau, berhasil memantik kembali semangat yang layu. Di senja yang basah, dan gelap yang belum berhasil berjumpa terang, kami menemukan pegangan yang hangat dan nyaman. Masya Allah.. 

Saya waktu itu masih berusia lima tahun, tidak banyak kenangan yang berhasil saya kemas di pikiran. Hanya saja siang ini mama memanggil kembali kenangan lama itu. Bahwa sepotong kebaikan akan menetap lama dan membekas di sanubari. Sekarang uwo Radinas sudah tiada, namun kami masih menyebut kebaikannya. Semoga mengalir kepada beliau pahala kebaikan yang dulu disebarkannya.

Saya berharap alangkah baiknya jika pada relung hati banyak orang, hanya kebaikan kita lah yang ada. 

Masya Allah, andai saja bisa. 

Tapi tentu saja kita bisa berusaha sekuat tenaga, agar terus berbuat kebaikan, dalam bentuk apa saja. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga