Aliran Rasa Komunikasi Produktif
Usai lulus kuliah, saya kehilangan arah. Bingung mau ngapain. Rumah kami yang di tengan sawah lah yang menyibukkan saya. Setelah selesai masak sarapan dan beberes rumah, saya pun pindah mengurus kebun bunga dan tanaman di sekeliling rumah. Tapi kebun kami yang kecil tidak cukup menyibukkan saya. Menjelang siang, saya sudah kehabisan pekerjaan. Saya pun berpindah ke jendela, duduk menunggu mama pulang mengajar. Rasanya waktu melambat, merangkak amat pelan. Sedikit gusar pun singgah. Padahal sebenarnya kalaupun mama pulang, juga nggak ada apa-apa. Tapi saya merasa lega aja kalau semua anggota keluarga lengkap berkumpul di rumah. Begitu mama terlihat nun jauh di sana, berjalan pelan meniti pematang sawah. Sebongkah lega pun hadir. Kenangan ini yang sungguh mengkhawatirkan saya saat memutuskan resign. Kecemasan ini sudah berulang kali dibahas sama suami. Jawaban suami yang lugas sungguh nggak melegakan saya. "Nggak lah, bunda nggak akan seperti itu." Suami mah yakin se