Perempuan dan Pikiran yang Ruwet

Sepupu Dianne, bukan nama sebenarnya tentunya, pada senja ini tersiar kabar bahwa ia pergi jalan-jalan. 
Lagi.
Pada senja ini jua, kenalan dekat bernama Anggita, sekali lagi pakai nama samaran ternyata punya tetangga yang kepo abis.
Dimana segala hal perihal rumah tangga bisa dikulik mendalam, hingga tuntas diobrolin segenap lorong di RW setempat. 

Kedua kejadian ini menetap di kepala bersamaan dengan tugas anak tentang membuat es krim tanpa kulkas, tentang cabe merah keriting yang harganya naik 50% dja juga bisakah kami liburan keluar pulau di akhir pekan ini. Belum lagi peer bikin video yang belum selesai. Hiks.. 
Sebenarnya ada belasan pemikiran yang menghuni pemikiran bahkan sesaat menjelang mata terlelap. Ia tetap ada di sudut benak, menunggu fajar datang dan kembali untuk dijadikan bahan renungan.

Aduhai.
Saya kira, tak patutlah sepupu tersayang pergi jalan-jalan di situasi tidak baik seperti sekarang. Tidakkah ia belajar manajemen prioritas. Ataukah tiada yang mengingatkannya betapa ada hal mendesak yang perlu diurusnya duluan. 
Lalu terhadap kenalan dengan tetangga yang spesial itu, apakah ia tidak mempertimbangkan untuk pindah rumah saja.

Aduhai.
Alangkah banyaknya pikiran simpang siur di dalam benak. Semuanya mondar mandir tak tentu arah.

Mereka tidak kunjung diam hingga saya berbisik, "Sssstttt... Sudahlah, tiap orang memiliki pertimbangan sendiri. Adakah dirimu akan mengusutnya tuntas dna bertanggung jawab atas semua perubahan yang bakal terjadi. Ataukah tidak, hanya sekedar bersuara riuh belaka." 

Tepat pada saat itu, saya pun tahu jawabannya adalah TIDAK. 
Tepat pada saat itu, saya mendorong pemikiran tadi ke dalam lemari, menaruhnya rapi dan menatap untuk terakhir kalinya. 
Ketika saya akan menutup pintu lemari itu, selarik doa mengiringi, "Semoga Allah memberikan petunjuk dan juga kemudahan dalam urusanmu."


Sebuah urusan, memiliki banyak cara penyelesaian. Ada yang perlu dituntaskan oleh diri kita sendiri, ada yang perlu didelegasikan, ada yang perlu dijadwalkan pada saat tertentu. Dan ada yang sungguh kita tidak baik untuk ikut campur. Pada hal yang terakhir, hanya ada dua yang bisa dikerjakan, yaitu berprasangka baik dan berdoa. 

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga

Cerita Ramadan 2024 - hari keempat, tentang anak-anak yang berlarian di masjid

Cerita Ramadan 2024 - Hari Kedua