Posts

Showing posts from May, 2022

Apabila Baper

 Ada banyak hal yang bisa bikin baper. Sesungguhnya hati kita emang serapuh itu. Itu juga alasannya kenapa Rasulullah melarang perkara bisik-bisik. Bahwa andainya kita lagi ngumpul-ngumpul barang tiga orang, maka tidak boleh yang dua bisik-bisik sementara satu orang ditinggalkan melongo. Hal ini berpotensi bikin yang satu orang ini merasa diaabaikan, dijauhi dan menjadi sumber derita. Ini bisa jadi bahan overthinking tak berkesudahan. Alangkah mulianya Rasulullah yang memikirkan perasaan hambanya sampai sedetil ini.  Akan tetapi meski perkara bisik-bisik ini telah ditetapkan, ada banyak peluang baper lain dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pas mau belanja sayur di abang tukang sayur gerobak. Kita lihat di sana udah ngumpul banyak ibu-ibu mau beli sayur. Eh pas kita datang, semuanya sontak diam dan berpandangan. Atau bisa jadi malah mereka bubar bareng. Tak ayal di hati akan bertanya-tanya, ada apa ya kok begini.  Atau teman-teman ngumpul dan pasang status hepi ketemuan bareng, tanpa

Selarik Keteguhan

"Jadi uni ngapain aja di rumah?"  Ini pertanyaan yang ganjil. Belum ada juga yang pernah nanya ini ke saya sebelumnya. Sebab pekerjaan seorang ibu rumah tangga sudah terang benderang bagaikan matahari tengah hari.  Apabila toa masjid sudah memecah keheningan dinihari, ibu akan beranjak dari kasur. Betapapun menggoda selimut dan bantal yang terlihat makin empuk. Tapi ya begitu, menunda bangun pagi hanyalah menumpuk pekerjaan yang mesti dituntaskan juga pada akhirnya.  Sejurus kemudian, ibu sudah sibuk dengan segala urusan rumah tangganya. Mengurus sarapan, menyiapkan anak untuk berangkat sekolah dan beberes rumah. Ketika seisi rumah sudah bepergian menunaikan tanggung jawabnya, ibu kembali sibuk dengan deretan perkerjaan yang tiada habisnya. Hingga matahari bertengger tinggi, lalu menurun menjemput senja, dan hingga akhirnya tirai malam sempurna menutupi bumi. Semua waktu adalah jam kerja yang perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Bahkan dengan ibu yang berkejaran dan menyingsing

Renovasi, Rencana-rencana dan Rindu

Renovasi rumah sudah hampir selesai. Ada satu pekerjaan utama dan beberapa printilan lagi. Namun saat ini sudah nyaman untuk ditinggali. Kami sendiri sebenarnya sudah kembali dari kontrakan ketika lantai 2 sudah bisa hampir selesai.  Rumah yang dicat serba putih ini terasa kosong. Meskipun kami telah nyicil beli beberapa furniture, seperti lemari pakaian anak-anak. Sementara kursi tamu dan lemari buku akan tetap pakai yang lama. Karena kondisinya masih sangat baik.  Ada beberapa perlengkapan yang sudah dipesan, tinggal menunggu jadi. Seperti kitchen set dan lemari di bawah tangga. Demikian juga dengan saung dan green house di rooftop sudah masuk ke pembahasan dengan para tukang.  Sementara itu saya menginginkan beberapa hal lain yang bukan utama tapi saya butuhkan keberadaannya. Saya menginginkan playground untuk baby Ara yang butuh ruang bergerak yang spesial. Ia butuh memanjat, berayun dan meluncur. Maka saya menginginkan sebentuk struktur dari kayu dan temali yang memungkinkan bayi

Meminta dan Berterima Kasih

Saat mudik, saya mengingatkan arti mudik dan meminta kerelaan pada anak-anak. Jangan karena saya merindukan keluarga di kampung, dan butuh menjalin silaturrahim, saya jadi abai pada kebutuhan mereka. Tapi ya gimana. Suasana lebaran memang tidak sejalan blas dengan keseharian anak-anak. Aslinya, kedua putri jelang remaja akan selonjoran dengan buku di tangan. Setelah menyetel ac di suhu terendah yang dimungkinkan oleh remote ac, mereka akan tenggelam dalam kisah dalam buku yang dibaca. Kecuali jika saya mengingatkan dengan sepotong kalimat sakti: 'udah sore Nak', mereka masih akan terus berada di posisi yang sama. Atau bertiga mereka tertawa riang sambil 'menata' barang mainan di kamar saya. Apabila saya membuka pintu, saya wajib menyiapkan ekstra kesabaran dulu. Sebab kamar pastilah berada di situasi kusut maksimal. Saya bisa memastikan ketiganya hanya akan nyengir ketika saya nongol di balik pintu. Paling kakak yang akan segera nyamber, "Ntar kakak beresin, Nda.&q

Latihan Takwa yang Tidak Boleh Disia-siakan

 Ada drama.menarik di channel Youtube DAAI TV, judulnya Guruku Sayang. Ceritanya tentang perjalanan seorang guru, yah tentu saja amat menarik. Sebab guru sehari-hari dikelilingi oleh anak-anak yang seru dan spesial. Bagaimana bisa engga punya pengalaman unik-unik. Nah di drama ini, saya justru terpikat pada soundtracknya. Ada sepenggal kalimat yang ngehek banget. Dalam artian, mengena banget, malah nampol abis sebenarnya.  Bunyinya gini:  "Jika tak suka orang lain, ubahlah diri sendiri. Jika kurang membina diri, kan mudah marah." Tuh kan..  Gimana coba ego diri ini. Pas lagi kesel sama orang lain, malah mesti segera introspeksi dan perbaiki diri sendiri. Boro-boro mau nulis status curhat, yang ada malah menekur dan menyimak kekurangan diri.  Hiks..  Tapi ini adalah tindakan yang benar.  Kita tidak bisa mengontrol tindakan orang lain, tapi kita selalu bisa meningkatkan potensi diri kita.  Semangattt...  Saking sukanya saya sama soundtrack yang satu ini, sampai disetel berkali-

Mudik yang Children Oriented (1)

Ini versi rada serius ketimbang  Tulisan yang ditulis bareng Atya kemaren,  sebab mudik bareng anak adalah kerjaan yang serius. Mudik tidak hanya perjalanan pulang kampung belaka, namun lebih dari itu. Mudik adalah proses menumbuhkan cinta di hati anak.  Jika pada orang tua, berhimpun sedemikian banyak kenangan akan kampung halaman, anak ngga gitu. Terutama yang lahir dan besar di kampung. Bonding-nya ngga akan bisa seperti orang tuanya yang menyimpan begitu banyak luapan rindu pada tanah kelahiran. Maka perlu proses pengenalan cinta pada anak, agar mudik tidak menjadi beban. Jangan sampai mudik membuat paradoks, bagi orang tua jadi perjalanan asik, bagi anak malah jadi beban yang harus ditunaikan demi patuh pada orang tua.  Saya mengawalinya dengan adab. Adab para orang tua, adab pada guru, dan pada keluarga. Kemudian adab bertamu dan menjaga etika perilaku dan bahasa.  Orang tua adalah guru bagi anak. Malangnya, guru satu ini adalah guru yang tidak terhenti jam kerjanya. Guru yang sp